Dinilai Sampaikan Perang Versi Sepihak, Kemhan Rusia Ingatkan Media Barat: Kami Telah Memberikan Bukti Lengkap
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov. (Twitter/@MajorGeneralIg1)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia kembali mengatakan media Barat telah memberikan versi perang sepihak, sementara mengabaikan narasi Rusia, terkait invasi Moskow ke Ukraina yang dimulai 24 Februari lalu.

Salah satu sorotan tajam dalam perang kali ini adalah serangan yang menyebabkan jatuhkan korban luka dan tewas warga sipil, kendati Rusia terus membantah menargetkan dengan sengaja warga sipil.

"Kami ingin sekali lagi mengingatkan media Barat: kami telah memberikan bukti lengkap yang menunjukkan bahwa rezim nasionalis Kyiv telah menggunakan objek sipil di daerah pemukiman Kyiv dan di kota-kota lain sebagai posisi menembak artileri dan sistem roket," tegas juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, melansir Reuters 22 Maret.

Lebih jauh, Mayjen Konashenkov mengatakan operasi Rusia sedang dilakukan oleh pasukan profesional dan bersenjata lengkap, membantah klaim Ukraina jika pasukan Rusia telah menyasar objek sipil.

Selain itu, Mayjen Konashenkov juga menolak klaim Ukraina tentang hilangnya personel dan peralatan Rusia, menyebutnya sebagai kebohongan propaganda.

ukraina
Bangunan di Ukraina yang terkena serangan Rusia. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)

Diberitakan sebelumnya, Rusia mengatakan pada Hari Senin mereka telah menyerang sebuah pusat perbelanjaan Kyiv, Ukraina dengan senjata jarak jauh presisi tinggi, karena digunakan sebagai gudang roket dan stasiun pengisian ulang oleh pasukan Ukraina.

"Area di dekat pusat perbelanjaan digunakan sebagai pangkalan besar untuk menyimpan amunisi roket dan untuk memuat ulang beberapa peluncur roket," ujar Mayjen Konashenkov.

Kekuatan ledakan melenyapkan satu struktur di tempat parkir pusat perbelanjaan dan memusnahkan bangunan 10 lantai yang berdekatan, menghancurkan jendela di blok menara perumahan di sekitarnya.

"Rusia menembaki pusat perbelanjaan kami. Mal dan bangunan tempat tinggal di sekitarnya telah mengalami kerusakan parah," ujar Mykola Medinskiy, seorang pendeta tentara.

Ia menambahkan, tidak ada objek militer strategis di daerah itu. Reuters tidak segera dapat memverifikasi komentar itu. Adapun Rusia membantah menargetkan warga sipil.

gedung teater ukraina
Gedung teater drama di Mariupol, Ukraina terkena serangan Rusia. (Wikimedia Commons/Донецька обласна військова адміністрація)

Selain peringatan Mayjen Konashenkov, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengungkapkan harapan tulusnya, media yang berbasis di Amerika Serikat akan berhenti menghasut apa yang dia sebut sebagai Russophobia dan bergerak untuk mempublikasikan reportase mereka secara tidak memihak.

"Kami berharap pers Amerika akan berhenti menghasut Russophobia dan akan menyajikan penilaiannya dengan cara yang tidak memihak,” kata Antonov dalam komentar untuk Newsweek, yang diunggah ke Facebook oleh Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat, melansir Sputnik News.

Dia juga menilai sebagian besar media Barat memaksakan persepsi sepihak kepada audiens tentang peristiwa yang sedang berlangsung di Ukraina, secara konsisten menghadirkan Rusia sebagai agresor.

Antonov mencatat, saluran televisi AS tidak meliput pasukan Ukraina yang menyerang Donetsk pada 14 Maret, menyebutnya memiliki perasaan tidak ada yang peduli.

Sebelumnya, pasukan Rusia disebut membom sebuah sekolah seni pada hari Sabtu di mana 400 penduduk berlindung, tetapi jumlah korban belum diketahui, kata dewan Mariupol. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi klaim tersebut. Sementara, Rusia membantah menargetkan warga sipil.

Sebuah rumah sakit bersalin dibom minggu lalu, membuat pasien melarikan diri ke jalan. Sebuah teater yang digunakan untuk melindungi keluarga yang dipaksa keluar dari rumah mereka juga terkena serangan, meskipun kata "anak-anak" ditulis di luar dengan huruf yang cukup besar untuk dibaca oleh pilot (pesawat tempur Rusia).

Pekan lalu, serangan pasukan Rusia terhadap sebuah gedung teater yang menjadi tempat perlindungan bagi 1.200 wanita dan anak-anak, menimbulkan kecaman keras dan membuat Presiden Putin dinilai sebagai penjahat perang oleh Ukraina dan Presiden AS Joe Biden.