Wakil Komandan Armada Laut Hitamnya Ditembak Mati, Rusia Ultimatum Pasukan Ukraina di Mariupol Letakkan Senjata
Tank Rusia berhasil dilumpuhkan di Mariupol. (Wikimedia Commons/mvs.gov.ua/Ministry of Internal Affairs of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Rusia mengultimatum pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata, seiring dengan meningkatnya pertempuran di kota tersebut, pada saat bersamaan seorang petinggi militernya tewas di kota tersebut.

Rusia pada Hari Minggu meminta pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka di kota pelabuhan timur Mariupol, di mana Moskow mengatakan 'bencana kemanusiaan yang mengerikan' sedang berlangsung.

"Letakkan senjata Anda," Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, mengatakan dalam sebuah pengarahan yang didistribusikan oleh kementerian pertahanan, melansir Reuters 21 Maret.

"Bencana kemanusiaan yang mengerikan telah berkembang. Semua orang yang meletakkan senjatanya dijamin bisa keluar dari Mariupol dengan aman," tandas Mizintsev.

Mariupol telah mengalami beberapa pemboman terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Banyak dari 400.000 penduduknya tetap terperangkap di kota dengan sedikit makanan, air, dan listrik.

mariupol
Pasukan Ukraina menghadapi tank Rusia di Kota Mariupol. (Wikimedia Commons/mvs.gov.ua/Ministry of Internal Affairs of Ukraine)

Mizintsev mengatakan, koridor kemanusiaan untuk warga sipil akan dibuka ke arah timur dan barat dari Mariupol pukul 10 pagi waktu Moskow pada hari Senin.

Ukraina memiliki waktu hingga pukul 5 pagi waktu Moskow untuk menanggapi tawaran koridor kemanusiaan dan meletakkan senjata, katanya.

Mizintsev, tanpa memberikan bukti, mengatakan bahwa 'bandit', neo-Nazi Ukraina, dan nasionalis telah terlibat dalam "teror massal" dan melakukan pembunuhan besar-besaran di kota.

Sebaliknya, Ukraina mengatakan sedang berjuang untuk keberadaannya dan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Sabtu, pengepungan Mariupol adalah 'teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang'.

Menanggapi ini, Mizintsev mengatakan Rusia tidak menggunakan senjata berat di Mariupol. Dia mengatakan Rusia telah mengevakuasi 59.304 orang ke luar kota tetapi 130.000 warga sipil tetap sebagai sandera yang efektif di sana. Dia mengatakan 330.686 orang telah dievakuasi dari Ukraina oleh Rusia sejak dimulainya "operasi".

Adapun Dewan kota Mariupol mengatakan di saluran Telegramnya pada Sabtu malam bahwa beberapa ribu penduduk telah "dideportasi" ke Rusia selama seminggu terakhir.

mariupol
Ilustrasi kondisi di Mariupol, Ukraina. (Wikimedia Commons/mvs.gov.ua/Ministry of Internal Affairs of Ukraine)

Pajabat militer

Terpisah, Ukraina mengklaim pasukannya telah menembak mati wakil komandan Armada Laut Hitam Rusia, dalam pukulan signifikan lainnya bagi pasukan Vladimir Putin.

Kapten peringkat pertama Andrey Paliy (51), adalah perwira angkatan laut senior yang diduga tewas dalam perang di Ukraina, dengan Kyiv mengklaim telah membunuh lima jenderal angkatan darat.

Tewasnya Paliy menambah panjang daftar pejabat militer Rusia yang tewas di Ukrana. Sebelumnya ada Kolonel Sergei Sukharev, dari Resimen Serangan Parasut Pengawal ke-331 dari Kostroma, tewas pada 18 Maret dan Andrei Sukhovetsky, 47, tewas dalam operasi khusus oleh penembak jitu pada 3 Maret.

Selain itu, Mayor Jenderal Oleg Mityaev komandan divisi tentara senapan bermotor ke-150, tewas dalam pertempuran di sekitar kota Mariupol yang terkepung. Berikutnya ada Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov yang tewas pada 7 Maret di luar kota timur Kharkiv dan Mayor Jenderal Andrey Kolesnikov, Komandan Divisi Kantemirovskaya Tank Pengawal, tewas dalam pertempuran pada 11 Maret.

Itu terjadi ketika Rusia mengklaim telah menyerang fasilitas pelatihan untuk pejuang asing, yang menewaskan lebih dari 100 personel pasukan khusus dan tentara bayaran non-Ukraina.

Kematian Paliy tampaknya dikonfirmasi oleh seorang teman Rusia, Konstantin Tsarenko, sekretaris dewan umum Sekolah Angkatan Laut Sevastopol Nakhimov, meskipun belum secara resmi diakui oleh Moskow, seperti melansir Dailymail.

Satu akun mengatakan, bahwa dia telah terlibat dengan serangan marinir Rusia di dekat Mariupol. Namun, keadaan pasti kematiannya yang dilaporkan tidak diketahui.

Untuk diketahui, Paliy lahir di Kyiv dan pada 1993 menolak untuk mengambil sumpah militer Ukraina, alih-alih bertugas di Armada Utara Rusia. Dia sebelumnya bertugas di kapal penjelajah rudal nuklir Rusia 'Peter the Great'. Dia juga menjabat sebagai wakil kepala akademi angkatan laut Rusia di Sevastopol, di Krimea yang dianeksasi.

Terpisah, pejabat Ukraina Anton Gerashchenko mengklaim kematian Paliy dini hari kemarin tanpa memberikan rincian lebih lanjut.