Sekutu Presiden Putin Ini Yakin Rusia Tidak akan Kalah Perang, Sebut Presiden Zelensky Bisa Tandatangani Penyerahan
Ilustrasi Presiden Vladimir Putin bersama Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia menawarkan Ukraina pilihan yang benar-benar dapat diterima untuk sebuah perjanjian, kata Presiden Belarusia yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin, Alexander Lukashenko dalam sebuah wawancara dengan saluran TV TBS Jepang, yang sebagian dikutip oleh kantor berita BelTA.

"Rusia menawarkan Ukraina versi perjanjian yang benar-benar dapat diterima, saya tahu ini dengan pasti. Dan sekarang masih mungkin untuk melihat Ukraina dan Rusia setuju, melihat Presiden Zelensky dan Presiden Putin menandatangani perjanjian ini," ujarnya mengutip TASS dari BeITA 18 Maret.

"Jika Zelensky menolak untuk melakukan ini, percaya saya, dia harus menandatangani tindakan menyerah dalam waktu singkat," sambung Presiden Lukashenko.

Dalam kesempatan tersebut Presiden Lukashenko menegaskan keyakinannya, Rusia tidak akan kalah dalam perang ini.

"Dan Anda juga 100 persen yakin itu tidak akan terjadi. Jepang lebih tahu daripada saya, bagaimana perang berakhir jika salah satu pihak menang," tegasnya.

Lebih jauh ia menerangkan, dia mengharapkan operasi khusus di Ukraina akan segera berakhir dan perdamaian akan tercapai.

"Saya yakin bahwa konflik ini, operasi Rusia, akan segera berakhir dengan perdamaian," tukasnya.

Menariknya, ia menegaskan Barat tidak akan bisa menarik Belarus ke dalam konflik di tanah Ukraina.

"Saya secara praktis yakin, kita tidak perlu berperang dengan Ukraina. Barat tidak akan dapat menyeret kita ke dalam konflik ini," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, pembicaraan damai hari keempat berturut-turut antara negosiator Rusia dan Ukraina berlangsung melalui tautan video, tetapi Kremlin mengatakan kesepakatan belum tercapai.

"Delegasi kami melakukan upaya kolosal. Delegasi kami siap bekerja sepanjang waktu, tapi sayangnya kami tidak melihat semangat seperti itu dari pihak Ukraina," terang Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Moskow sebelumnya mengatakan hampir menyetujui formula yang akan membuat Ukraina tetap netral, salah satu tuntutannya.

Sementara itu, Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan negosiasi itu rumit.

"Posisi masing-masing pihak berbeda. Bagi kami, masalah fundamental tidak bisa diganggu gugat," tegasnya.

Ukraina telah mengatakan bersedia berunding untuk mengakhiri perang, tetapi tidak akan menyerah atau menerima ultimatum Rusia. Mereka berpegang pada posisi intinya, mempertahankan kedaulatan atas wilayah yang diduduki sejak 2014 oleh pasukan Rusia dan pro-Rusia.