Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky mengecam apa yang disebutnya sebagai respons "nol" dari sekutunya terhadap pengerahan pasukan Korea Utara oleh Rusia untuk perang di Ukraina, mengatakan reaksi yang lemah akan mendorong Vladimir Putin dari Rusia untuk menambah jumlah pasukan.

Pemimpin Ukraina tersebut, dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi KBS Korea Selatan Hari Kamis mengatakan, Ia yakin Moskow telah berusaha untuk menyetujui pengiriman pasukan teknik dan "sejumlah besar warga sipil" Korea Utara untuk bekerja di pabrik-pabrik militer Rusia.

"Putin sedang memeriksa reaksi Barat. Dan saya percaya bahwa setelah semua reaksi ini, Putin akan memutuskan dan menambah jumlah pasukan. Reaksi yang ada saat ini tidak ada apa-apanya, sama sekali tidak ada," kata Presiden Zelensky, melansir Reuters 1 November.

Sebelumnya, Presiden Zelensky secara terbuka mulai memperingatkan keterlibatan Korea Utara dalam perang tersebut pada tanggal 13 Oktober.

Sekutu-sekutu Barat sejak saat itu menggambarkan tindakan tersebut sebagai eskalasi besar, tetapi belum mengumumkan tindakan balasan atau mengatakan mereka sedang mempersiapkan untuk menerapkannya.

Dalam komentar wawancaranya, Presiden Zelensky mengatakan dia terkejut dengan "diamnya" China, ekonomi kedua dunia, atas pengerahan pasukan tersebut.

Presiden Zelensky mengatakan Ukraina memiliki "informasi yang jelas" Rusia telah mengonfirmasi pengerahan pasukan Korea Utara langsung ke Barat melalui saluran intelijen.

"Federasi Rusia membahas masalah ini dengan Barat dan mengonfirmasi bahwa ya, ada personel militer dari Korea Utara yang akan berperang melawan Ukraina," katanya.

Sementara itu, Korea Selatan telah menawarkan bantuan intelijen dan kerja sama yang lebih luas terkait masalah tersebut, dan sedang mempertimbangkan untuk mengirim tim pemantau militer ke Ukraina, menurut pejabat Korea Selatan.

Dalam pernyataan yang disiapkan untuk Dewan Keamanan PBB pada Hari Rabu, delegasi Ukraina menyebutkan tiga jenderal Korea Utara yang katanya menyertai ribuan pasukan Tentara Rakyat Korea yang dikerahkan ke Rusia untuk membantu perang Moskow di Ukraina.

Rusia tidak membantah keterlibatan pasukan Korea Utara dalam perang tersebut. Korea Utara awalnya membantah terlibat, tetapi kemudian membela gagasan pengerahan pasukan karena sejalan dengan hukum internasional.

Nada langsung retorika Presiden Zelensky menunjukkan meningkatnya rasa frustrasi Ukraina atas besarnya dukungan Barat untuk Kyiv pada saat kritis dalam perang dengan Rusia, dengan hitungan mundur waktu menuju pemilihan presiden AS pada Hari Selasa.

Diketahui, pasukan Rusia telah perlahan maju selama berbulan-bulan di Ukraina timur dan pasukan Kyiv yang kalah jumlah dan persenjataan telah berjuang untuk menemukan cara menahan mereka.