JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya akan segera dipaksa untuk melawan pasukan Korea Utara, karena mereka kemungkinan bergabung dalam medan perang melawan Ukraina "dalam hitungan hari."
Penilaian itu disampaikan Presiden Zelensky pada Hari Minggu dalam unggahan pada platform media sosial X, di tengah laporan tentang pasukan Korea Utara yang berkumpul di wilayah barat daya Rusia, Kursk, tempat serangan besar Ukraina terjadi pada Bulan Agustus.
"Setiap hari dalam perang ini hanya membuktikan satu fakta: Moskow berniat untuk melanjutkan agresinya," tulisnya, melansir The Korea Times 28 Oktober.
"Itulah sebabnya mereka semakin melibatkan Korea Utara dan dalam hitungan hari, tentara Korea Utara mungkin akan bergabung dalam medan perang melawan Ukraina," sambungnya.
"Ukraina akan segera dipaksa untuk melawan pasukan Korea Utara di Eropa," tandas Presiden Zelensky.
Pernyataan tersebut muncul setelah pekan lalu Ia tentara Korea Utara diperkirakan akan dikerahkan ke zona pertempuran paling cepat pada Hari Minggu atau Senin.
Terpisah, dinas intelijen militer Ukraina mengatakan Rusia mengirim "tentara bayaran" dari Korea Utara ke daerah garis depan menggunakan truk dengan pelat nomor sipil.
Pada Hari Minggu, petugas polisi Rusia menghentikan sebuah truk dengan pelat nomor sipil yang membawa personel militer Korea Utara di jalan raya Kursk-Voronezh, kata Intelijen Pertahanan Ukraina di situs webnya, dengan mencatat pengemudi tidak memiliki "perintah tempur."
Pekan lalu, badan mata-mata Korea Selatan mengatakan 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia, dengan sekitar 10.000 diperkirakan akan dikerahkan hingga Bulan Desember.
Terpisah, Amerika Serikat juga telah mengonfirmasi sedikitnya 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia timur bulan ini.
Sementara itu, Kyodo News melaporkan Wakil Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea Kolonel Jenderal Kim Yong-bok, telah berada di Rusia pada Hari Kamis lalu untuk mengawasi pasukan Korea Utara yang dikirim, mengutip sumber militer Ukraina.
BACA JUGA:
Jenderal Kim dikenal sebagai ajudan militer dekat pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Di sisi lain, Korea Selatan telah berjanji untuk mengambil "langkah bertahap" sebagai tanggapan atas tingkat kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia, dengan Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan Seoul dapat mempertimbangkan untuk menyediakan senjata bagi Kyiv, dalam kemungkinan perubahan dari kebijakannya yang hanya mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Seoul juga telah mengirim delegasi tingkat tinggi ke Brussels, Belgia untuk memberi pengarahan kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengenai pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia pada Hari Senin.