Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Israel Defense Forces Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan, Israel baru menggunakan sebagian kemampuannya saat menyerang Iran Sabtu pekan lalu.

Tensi di Timur Tengah yang telah memanas akibat konflik Israel-Hamas di Gaza dan Israel Hizbullah di Lebanon selatan, kian mendidih saat Israel melakukan serangan ke Iran Sabtu lalu, menyusul serangan Iran terlebih dahulu ke Israel 1 Oktober lalu.

Berbicara setelah serangan balasan Israel, Letjen Halevi mengatakan militer menggunakan "hanya sebagian" kemampuannya.

"Pesan kami adalah pesan yang sangat jelas, dan ini terkait dengan hal-hal yang telah terjadi di Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir," katanya dikutip dari The Times of Israel 28 Oktober.

"Kami tahu cara menjangkau dan menyerang ancaman apa pun, di mana pun, kapan pun," lanjutnya dalam video dirilis oleh IDF.

"Kami hanya menggunakan sebagian dari kemampuan kami. Kami memiliki kemampuan untuk melakukan lebih banyak lagi. Kami menyerang sistem strategis di Iran dan kami akan melihat bagaimana keadaan berkembang sekarang. Kami siap untuk semua skenario di semua lini," tambahnya.

"Angkatan udara menyerang seluruh Iran. Kami menghantam keras kemampuan pertahanan Iran dan kemampuannya untuk memproduksi rudal yang ditujukan kepada kami," kata PM Netanyahu dalam sebuah pidato, menyebut serangan itu "tepat dan kuat", mengatakan serangan itu memenuhi semua tujuannya, dilansir dari Reuters.

Di sisi lain, Iran belum memberi sinyal bagaimana mereka akan menanggapi serangan yang telah lama diantisipasi pada Hari Sabtu, yang melibatkan sejumlah jet tempur yang mengebom target di dekat ibu kota Teheran dan di provinsi barat Ilam dan Khuzestan.

Khamenei mengatakan perhitungan Israel "harus digagalkan". Serangan terhadap Iran, yang menewaskan empat tentara dan menyebabkan beberapa kerusakan, "tidak boleh dilebih-lebihkan atau dibesar-besarkan", katanya.

Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan, Iran tidak mencari perang tetapi akan memberikan "respons yang tepat".

Sedangkan juru bicara parlemen Iran, Mohammad Baqer Qalibaf, mengatakan Iran berhak untuk membela diri dan tanggapannya "akan pasti, sesuai dengan persyaratan".