Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 46 warga Palestina tewas dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza pada Hari Kamis, sebagian besar di utara di mana satu serangan menghantam sebuah rumah sakit, membakar persediaan medis dan mengganggu operasi, kata pejabat kesehatan wilayah kantong Palestina itu.

Militer Israel menuduh kelompok militan Palestina Hamas menggunakan Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya untuk keperluan militer dan mengatakan "puluhan teroris" telah bersembunyi di sana. Pejabat kesehatan dan Hamas membantah tuduhan tersebut.

Serangan udara Israel Hari Kamis terhadap dua rumah di kamp Nuseirat di Gaza tengah menewaskan sedikitnya 16 warga Palestina, kata petugas medis di Rumah Sakit Al-Awda di kamp tersebut kepada Reuters, seperti dikutip 1 November.

Korban tewas termasuk seorang paramedis dan dua wartawan lokal, mereka menambahkan.

Gaza Utara, tempat Israel mengatakan pada Bulan Januari telah membongkar struktur komando Hamas, saat ini menjadi fokus utama serangan militer di daerah kantong itu.

Awal bulan ini, Israel mengirim tank-tank ke Jabalia, Beit Hanoun dan Beit Lahiya untuk mengusir militan yang katanya telah berkumpul kembali.

Terpisah, Eid Sabbah, direktur keperawatan di Kamal Adwan - yang berada di Beit Lahiya - mengatakan kepada Reuters, beberapa staf menderita luka bakar ringan setelah serangan Israel menghantam lantai tiga rumah sakit tersebut.

Tidak ada laporan tentang korban jiwa di rumah sakit tersebut, yang diserbu dan diduduki oleh pasukan Israel minggu lalu. Israel mengatakan telah menangkap sekitar 100 tersangka militan Hamas dalam serangan itu. Tank-tank Israel masih ditempatkan di dekatnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas menyerukan kepada semua badan internasional "untuk melindungi rumah sakit dan staf medis dari kebrutalan pendudukan (Israel)".

Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di area rumah sakit tersebut berdasarkan informasi intelijen tentang keberadaan teroris dan infrastruktur teror di sekitarnya.

"Selama operasi tersebut, ditemukan puluhan teroris bersembunyi di rumah sakit, beberapa bahkan menyamar sebagai staf rumah sakit," kata militer dalam sebuah pernyataan Hari Kamis.

Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah setelah kelompok militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 lainnya disandera, menurut penghitungan Israel.

Sedangkan kantor berita WAFA melaporkan, korban tewas Palestina hingga Kamis sudah mencapai 43.204 orang sementara 101.640 lainnya luka-luka.

Selain itu, setidaknya 10.000 orang masih belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas dan luka-luka adalah perempuan dan anak-anak.