Bagikan:

JAKARTA - Dilaporkan 60 orang tewas dalam serangan militer Israel di Gaza, ketika pasukan Israel melanjutkan serangan di bagian utara.

Militer Israel mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk menghentikan pejuang Hamas melancarkan serangan lebih lanjut dari Jabalia dan mencegah mereka berkumpul kembali. Hal ini dibayangi oleh konflik Israel dengan militan Hizbullah di Lebanon dan rencana untuk membalas serangan rudal Iran pekan lalu.

Israel telah berulang kali mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk Jabalia dan daerah sekitarnya, namun para pejabat Palestina dan PBB mengatakan tidak ada tempat yang aman untuk mengungsi di Jalur Gaza.

“Setidaknya 400.000 orang terjebak di daerah tersebut,” Philippe Lazzarini, kepala badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, memposting di X pada Rabu, 9 Oktober dilansir Reuters.

Petugas medis mengatakan serangan Israel menewaskan 15 orang di dalam Rumah Sakit Al-Yaman Al-Saeed di Jabalia. Rumah sakit ini menampung keluarga-keluarga pengungsi yang tinggal di tenda-tenda.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara telah memerintahkan tiga rumah sakit di Gaza utara untuk dikosongkan. Ratusan pasien serta petugas medis terjebak di dalam fasilitas tersebut.

“Nyawa puluhan pasien terancam karena pengepungan Israel di sekitar rumah sakit tersebut,” imbuhnya.

Militer Israel mengatakan militan Hamas menggunakan daerah premukiman sebagai perlindungan di wilayah padat penduduk Gaza, termasuk sekolah dan rumah sakit. Hamas membantah hal ini.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 32 orang tewas di Jabalia dan daerah sekitarnya di utara, sementara lainnya tewas di Jalur Gaza tengah dan selatan.

Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 125 warga Palestina tewas di wilayah utara Gaza dalam lima hari terakhir.

Layanan Darurat Sipil Palestina menerima laporan puluhan warga Palestina mungkin terbunuh di Jabalia dan daerah lain di Gaza utara, namun tidak dapat menjangkau mereka karena pemboman Israel.