Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 23 warga Palestina dibunuh oleh militer Israel di beberapa bagian wilayah Gaza utara yang terkepung pada Selasa pagi.

Dilaporkan 12 orang tewas akibat tembakan Israel ketika mencoba melarikan diri dari kawasan Mashrou di Beit Lahiya, kata Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza.

Warga sebelumnya mengatakan orang-orang di Mashrou menerima selebaran dari Pasukan Pertahanan Israel yang meminta mereka untuk pergi.

Di tempat lain di Beit Lahiya, lima orang tewas di sekolah Khalifa Bin Zayed, kata Basal kepada CNN, Selasa, 22 Oktober.

Dilaporkan satu wanita tewas di Rumah Sakit Kamal Adwan di Jabalya setelah tembakan artileri Israel menargetkan pintu masuk fasilitas tersebut.

Lebih jauh ke selatan, di Kota Gaza, serangan udara Israel menewaskan lima orang di persimpangan Al-Dawla.

Warga Palestina yang terjebak di tiga kota di Gaza utara – Beit Lahiya, Jabalya dan Beit Hanoun – menceritakan kejadian mengerikan selama dua minggu terakhir.

Hampir 600 orang tewas, menurut Basal, setelah IDF melancarkan serangan baru pada tanggal 5 Oktober yang menargetkan Hamas di wilayah tersebut.

Warga mengatakan mereka tidak dapat memperoleh cukup makanan untuk keluarga mereka, karena pengepungan Israel telah menguras pasokan penting di wilayah tersebut. Sementara itu, staf medis di fasilitas kesehatan setempat, termasuk Rumah Sakit Kamal Adwan, memperingatkan mereka kesulitan merawat pasien yang terluka karena mereka tidak mempunyai cukup bahan bakar, makanan atau obat-obatan.

Kekurangan bantuan yang parah di Gaza utara telah menghambat upaya untuk memulihkan warga Palestina yang terluka, atau membantu menguburkan orang mati, menurut Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).