JAKARTA - Rumah Sakit Rafik Hariri di Beirut selatan, Lebanon rusak parah akibat serangan Israel pada Senin.
Direktur rumah sakit Jihad Saadeh mengatakan tidak jelas apakah rumah sakit tersebut adalah target yang dituju. “Kemarin, kami menjadi sasaran serangan,” kata Saadeh saat konferensi pers dilansir CNN, Selasa, 22 Oktober.
“Kami tidak bisa mengatakan apakah kami menjadi sasaran langsung atau tidak, tapi sayangnya, musuh Israel tidak memiliki garis merah, dan kami tidak bisa melupakan kehancuran total sektor layanan kesehatan di Gaza,” ujarnya.
Saadeh menjelaskan meskipun simbol palang merah menjadi penanda di atap rumah sakit, pecahan ledakan mencapai rumah sakit. Rudal tersebut menghancurkan tiga bangunan di dekatnya.
Upaya penyelamatan masih dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
BACA JUGA:
Saadeh mengatakan rumah sakit tersebut beroperasi dengan kapasitas penuh ketika serangan terjadi dan terus beroperasi meskipun mengalami kerusakan parah.
“Kerusakan material pada rumah sakit ini parah. Seluruh panel surya dan jendela hancur, serta fasad rumah sakit rusak,” ujarnya.
Tidak ada staf rumah sakit yang terluka, namun Saadeh menekankan perlunya perbaikan segera, khususnya di bagian apotek.
“Apotek perlu segera diperbaiki untuk memastikan obat-obatan tidak rusak. Kami akan terus melakukan operasi di rumah sakit dan tidak akan berhenti,” imbuhnya.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel bertambah menjadi 13 orang, termasuk seorang anak-anak.