Bagikan:

JAKARTA - Serangan militer Israel, (Israel Defense Forces) kembali menghantam fasilitas bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, saat jumlah korban tewas warga sipil di wilayah kantong Palestina itu hampir 37.600 jiwa.

Delapan warga Palestina tewas pada Hari Minggu akibat serangan udara Israel terhadap sebuah perguruan tinggi pelatihan di dekat Kota Gaza yang digunakan untuk mendistribusikan bantuan, kata saksi mata Palestina, saat tank-tank Israel semakin masuk ke kota selatan Rafah.

Serangan itu menghantam bagian dari sebuah perguruan tinggi industri yang dikelola oleh badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) yang sekarang menyediakan bantuan bagi keluarga-keluarga yang mengungsi, kata para saksi mata.

"Beberapa orang datang untuk menerima kupon dan yang lainnya telah mengungsi dari rumah mereka dan mereka berlindung di sini. Beberapa sedang mengisi air, yang lainnya menerima kupon, dan tiba-tiba kami mendengar sesuatu jatuh. Kami lari, mereka yang membawa air membiarkannya tumpah," kata Mohammed Tafesh, salah seorang saksi mata, melansir Reuters 23 Juni.

UNRWA dan militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Seorang fotografer Reuters melihat sebuah bangunan bertingkat rendah hancur total dan mayat-mayat yang dibungkus selimut diletakkan di pinggir jalan, menunggu untuk dibawa pergi.

"Kami menarik keluar para martir (dari bawah reruntuhan), satu yang biasa berjualan minuman dingin dan satu lagi yang biasa berjualan kue kering dan yang lainnya yang membagikan atau menerima kupon," kata Tafesh.

"Ada sekitar empat atau lima martir dan 10 orang terluka. Alhamdulillah, kondisi yang terluka baik," sambungnya.

Lebih dari delapan bulan dalam perang Israel di daerah kantong Palestina yang dikelola Hamas, kemajuannya difokuskan pada dua daerah yang belum direbut pasukan IDF, Rafah di ujung selatan Gaza dan daerah sekitar Deir al-Balah di bagian tengah.

Penduduk mengatakan tank-tank Israel telah maju ke tepi kamp pengungsi Mawasi di barat laut Rafah dalam pertempuran sengit dengan para pejuang yang dipimpin Hamas, bagian dari kemajuan ke Rafah barat dan utara, di mana mereka telah meledakkan puluhan rumah dalam beberapa hari terakhir.

"Pertempuran dengan perlawanan berlangsung sengit. Pasukan pendudukan kini mengawasi daerah Mawasi, yang memaksa keluarga-keluarga di sana untuk pergi ke Khan Younis," kata seorang warga, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, di aplikasi chat.

Sementara itu, militer Israel mengatakan mereka melanjutkan "operasi yang ditargetkan berdasarkan intelijen" di daerah Rafah, mengklaim berhasil menemukan gudang senjata dan terowongan, serta membunuh orang-orang Palestina bersenjata.

Sedangkan sayap bersenjata Hamas dan gerakan Jihad Islam mengatakan, para pejuang mereka telah menyerang pasukan Israel di Rafah dengan roket anti-tank dan bom mortir serta alat peledak yang telah ditanam sebelumnya.

Serangan lainnya menewaskan dua orang di Nuseirat di Gaza tengah.

Pada Hari Sabtu, pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 40 warga Palestina telah tewas dalam serangan terpisah Israel di beberapa distrik Gaza utara, tempat tentara Israel mengatakan telah menyerang infrastruktur militer Hamas. Hamas mengatakan bahwa targetnya adalah penduduk sipil.

Di Beit Lahiya di Jalur Gaza utara, pejabat kesehatan di Rumah Sakit Kamal Adwan mengatakan seorang bayi meninggal karena kekurangan gizi, sehingga jumlah anak yang meninggal karena kekurangan gizi atau dehidrasi sejak 7 Oktober menjadi sedikitnya 30, angka yang menurut pejabat kesehatan mencerminkan kurangnya pencatatan.

Diketahui, serangan darat dan udara Israel di Gaza dipicu oleh serangan kelompok militan yang dipimpin Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Terpisah, otoritas kesehatan di Gaza pada Hari Minggu mengumumkan, jumlah korban tewas warga sipil Palestina akibat serangan Israel di wilayah itu telah mencapai 37.598 jiwa dan korban luka-luka 86.032 orang, melansir WAFA.