JAKARTA - Badan pengungsi Palestina PBB UNRWA mengatakan enam staf tewas, setelah dua serangan udara menghantam sebuah sekolah di Gaza tengah pada Hari Rabu, menandai apa yang dikatakannya sebagai jumlah korban tewas tertinggi di antara stafnya dalam satu insiden.
"Di antara mereka yang tewas adalah manajer tempat penampungan UNRWA dan anggota tim lainnya yang memberikan bantuan kepada orang-orang terlantar," cuit UNRWA di X, melansir Reuters 12 September.
Sebelumnya, tentara Israel pada Hari Rabu mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka melakukan serangan terhadap pusat komando dan kendali di Nuseirat di Gaza tengah, yang dikatakannya dioperasikan oleh faksi militan Palestina Hamas.
"Sekolah ini telah diserang lima kali sejak perang dimulai. Sekolah ini menampung sekitar 12.000 orang terlantar, terutama wanita dan anak-anak," ungkap UNRWA.
Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk anggota staf UNRWA.
Militer Israel mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bahaya bagi warga sipil, menyebut setidaknya sepertiga dari korban tewas Palestina di Gaza adalah militan. Mereka menuduh Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia, tuduhan yang dibantah kelompok militan Palestina itu.
BACA JUGA:
Diketahui, konflik terbaru di Gaza, Palestina, pecah setelah kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang kawasan selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Itu dibalas dengan kampanye Israel yang melakukan blokade, serangan udara hingga operasi darat sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 41.084 warga Palestina dan melukai 95.029 lainnya, menurut kementerian kesehatan Gaza.