Bagikan:

JAKARTA - Militer Korea Selatan mengatakan pada Hari Kamis, Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur, seminggu setelah Pyongyang memperingatkan Seoul dan Amerika Serikat harus membayar "harga mahal" latihan gabungan yang digelar kedua negara.

"Rudal Korea Utara terbang sekitar 360 kilometer dan mendarat di Laut Timur," kata Kepala Staf Gabungan (JCS), melansir The Korea Times 12 September.

Lebih lanjut JCS menerangkan, mereka mendeteksi rudal diluncurkan dari wilayah Pyongyang pada pukul 7:10 pagi, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut, seperti jumlah rudal yang ditembakkan.

Jaraknya, jika ditembakkan ke selatan, cukup untuk memengaruhi kota-kota besar Korea Selatan seperti Seoul dan Daejeon serta fasilitas militer utama di Gyeryong dan Gunsan.

Militer Korea Selatan mengutuk peluncuran terbaru tersebut sebagai "tindakan provokatif" yang sangat mengancam perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan bersumpah untuk memberikan tanggapan yang tegas.

"Sambil memantau secara ketat berbagai aktivitas Korea Utara di bawah postur pertahanan gabungan yang kuat antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, kami akan mempertahankan kemampuan dan postur yang luar biasa untuk menanggapi setiap provokasi," kata JCS.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan sedikitnya dua rudal balistik dari Korea Utara terbang lebih dari 350 km, hingga ketinggian sekitar 100 km, dikutip dari Reuters.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, Tokyo mengutuk keras peluncuran tersebut dan mengajukan protes terhadap Korea Utara.

"Kami terus melakukan upaya maksimal untuk memantau dan bekerja sama dengan AS dan Korea Selatan," kata PM Kishida.

Rudal yang diduga itu tampaknya mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang dan tidak ada laporan kerusakan, lapor media Jepang.

Diketahui, Korea Utara terakhir kali menembakkan rudal pada 1 Juli, ketika mengklaim berhasil menguji rudal balistik taktis baru yang mampu membawa hulu ledak super besar seberat 4,5 ton.