Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik, PM Jepang Kishida: Barbar dan Tidak Dapat Diterima
PM Jepang Fumio Kishida. (Wikimedia Commons/切干大根)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jepang mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara pada Hari Kamis, menyebabkan alarm peringatan berbunyi dan warga berlindung, dengan penyelidikan akan dilakukan lantaran salah satu rudal menghilang dari radar.

Korea Utara meluncurkan tiga rudal ke arah timur Kamis pagi, kata Pemerintah Jepang, menambahkan salah satunya mungkin rudal balistik antarbenua, seperti mengutip Kyodo News 3 November. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam peluncuran rudal Korea Utara sebagai tindakan barbar dan tidak dapat diterima

Dalam komentar singkat kepada wartawan, PM Kishida mengatakan, "Peluncuran rudal Korea Utara yang berulang-ulang adalah kemarahan dan sama sekali tidak dapat dimaafkan," seperti mengutip Reuters.

Pemerintah Jepang pada awalnya mengeluarkan peringatan J-Alert bahwa rudal pertama yang diluncurkan oleh Korea Utara akan terbang di atas pulau utama Honshu, tetapi kemudian mengoreksi pengumuman tersebut, dengan mengatakan proyektil telah menghilang dari radar di atas Laut Jepang.

Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendeteksi apa yang diduga sebagai peluncuran ICBM dari daerah Suan di Pyongyang sekitar pukul 07.40 waktu setempat, serta penembakan dua rudal balistik jarak pendek dari Kaechon di Provinsi Pyongan Selatan dari sekitar 08:39 waktu setempat, melansir Korea Times.

Tidak ada kerusakan dari rudal yang dilaporkan, menurut pemerintah, yang sebelumnya telah mengeluarkan peringatan agar penduduk di beberapa prefektur timur laut dan tengah Jepang untuk tetap berada di dalam rumah.

Mengenai rudal pertama yang diluncurkan oleh Korea Utara, Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan kepada wartawan, "Kami masih menyelidiki penyebab hilangnya rudal tersebut."

Salah satu rudal Korea Utara terbang sekitar 750 kilometer di ketinggian sekitar 2.000 km sebelum jatuh ke Laut Jepang, kata Hamada.

Sementara, pensiunan Wakil Laksamana dan mantan komandan armada Pasukan Bela Diri Maritim Jepang Yoji Koda mengatakan, hilangnya pelacakan radar pada proyektil pada hari Kamis menunjukkan itu mungkin merupakan peluncuran yang gagal.

"Meskipun hulu ledak jatuh di Laut Jepang, puing-puing, yang akan melaju dengan kecepatan tinggi, mungkin masih melewati Jepang," terangnya.

Diketahui, Korea Utara telah mengalami beberapa tes ICBM yang gagal tahun ini, menurut pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat.