Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik, PM Jepang Kishida: Ini Benar-benar Tidak Dapat Ditoleransi
PM Jepang Fumio Kishida. (Wikimedia Commons/首相官邸ホームページ)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida geram dengan ulah Korea Utara, setelah negara itu kembali meluncurkan dua rudal balistik, hanya beberapa hari setelah rudal balistik jarak menengah (IRBM) Pyongyang melintasi kepulauan Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendeteksi peluncuran dua rudal balistik jarak pendek dari daerah Samsok di Pyongyang antara pukul 06:01 dan 06:23 waktu setempat.

Seorang pejabat pemerintah Jepang mengatakan, proyektil diyakini jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, seperti melansir Kyodo News 6 Oktober.

Berbicara kepada wartawan segera setelah pengumuman peluncuran rudal, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam penembakan berulang rudal Korea Utara dalam rentang waktu singkat.

"Ini adalah keenam kalinya dalam waktu singkat, hanya menghitung yang dari akhir September. Ini benar-benar tidak bisa ditoleransi," tegas PM Kishida, mengutip Reuters.

Tak hanya itu, Tokyo mengajukan 'protes keras' terhadap Korea Utara melalui delegasi di Beijing, kata Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada.

Rudal pertama pada Hari Kamis kemungkinan terbang ke ketinggian sekitar 100 km dan jangkauan 350 km. Sedangkan yang kedua diperkirakan memiliki ketinggian 50 kilometer (31,07 mil) dan menempuh jarak 800 km, kemungkinan terbang dalam lintasan yang tidak teratur, katanya.

"Korea Utara tanpa henti dan sepihak meningkatkan provokasinya terutama sejak awal tahun ini," kritik Hamada.

Peluncuran itu dikatakan terjadi sekitar satu jam setelah Korea Utara mengutuk Amerika Serikat, karena berbicara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang "tindakan balasan yang adil dari Tentara Rakyat Korea pada latihan bersama Korea Selatan-AS."

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, Korea Utara juga mengutuk Washington karena memposisikan ulang kapal induk AS di perairan lepas semenanjung Korea, dengan mengatakan itu merupakan ancaman serius bagi stabilitas situasi.

Diketahui, USS Ronald Reagan (CVN-76) dan kelompok serang kapal perang yang menyertainya tiba-tiba dikerahkan kembali, setelah Korea Selatan dan militer AS melakukan latihan rudal langka di timur Korea Utara.

Ini datang sebagai tanggapan atas peluncuran IRBM Korea Utara di Jepang minggu ini, salah satu reaksi paling tajam sekutu sejak 2017 terhadap uji coba senjata Korea Utara.