Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin militer baru Burkina Faso Ibrahim Traore akan menghormati tenggat waktu transisi demokrasi yang disepakati antara pendahulunya dan blok regional Afrika Barat ECOWAS, katanya dalam sebuah pernyataan.

Komentar itu menyusul pertemuan dengan delegasi ECOWAS yang dikirim untuk menemui junta, setelah pengambilalihan kekuasaan pekan lalu dalam kudeta kedua yang melanda negara Afrika Barat tahun ini.

Traore mengatakan Burkina Faso akan "menghormati kompromi dinamis" yang disepakati dengan ECOWAS pada Juli untuk memulihkan tatanan konstitusional dalam 24 bulan, melansir Reuters 5 Oktober.

Dia juga mengatakan, negara akan menghormati komitmen internasionalnya, khususnya mengenai perlindungan hak asasi manusia, dan akan berkolaborasi dengan mekanisme evaluasi ECOWAS.

Mediator ECOWAS yang memimpin delegasi, mantan presiden Niger Mahamadou Issoufou, pada Hari Selasa mengatakan dia puas dengan pertemuan tersebut.

Traore memimpin kudeta yang menggulingkan pemimpin militer Paul-Henri Damiba, yang telah merebut kekuasaan dalam kudeta sebelumnya pada Januari 2022.

Damiba sendiri diketahui berjanji kepada ECOWAS untuk memulihkan pemerintahan sipil pada Juli 2024.

Kedua pengambilalihan itu didorong oleh rasa frustrasi atas meningkatnya ketidakamanan yang disebabkan oleh pemberontakan kelompok milisi yang merajalela yang dimulai di negara tetangga Mali pada 2012 dan menyebar ke negara-negara lain di selatan Gurun Sahara.

Ribuan orang tewas dalam penggerebekan terhadap masyarakat pedesaan dan jutaan orang terpaksa mengungsi.

Sebuah cabang Al Qaeda pekan ini mengklaim serangan yang menewaskan sedikitnya 27 tentara di Burkina Faso utara beberapa hari sebelum kudeta berlangsung.