Gedung Putih Sebut Korea Utara Pasok Peluru Artileri ke Rusia untuk Perang di Ukraina
John Kirby. (Wikimedia Commons/Chairman of the Joint Chiefs of Staff)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada Hari Rabu, Amerika Serikat memiliki informasi yang menunjukkan Korea Utara secara diam-diam memasok Rusia dengan sejumlah peluru artileri "signifikan" untuk perang di Ukraina.

Kirby mengatakan pada pengarahan virtual, Korea Utara berusaha mengaburkan pengiriman dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Indikasi kami adalah, DPRK diam-diam memasok dan kami akan memantau untuk melihat apakah pengiriman telah diterima," kata Kirby, seraya menambahkan bahwa Washington akan berkonsultasi dengan PBB mengenai masalah pertanggungjawaban atas pengiriman tersebut, melansir Reuters 3 November.

DPRK adalah singkatan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara.

"Kami memiliki perasaan di mana mereka akan mentransfer peluru ini," kata Kirby, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut karena Amerika Serikat mempertimbangkan kemungkinan pilihannya.

Kirby mengatakan jumlah peluru tidak signifikan, tidak mungkin mengubah momentum atau hasil perang. Namun, peluru itu masih bisa mematikan bagi Ukraina, katanya.

"Dan itu tentu saja tidak akan mengubah kalkulus kami. Atau dengan begitu banyak sekutu dan mitra kami tentang jenis kemampuan yang akan terus kami berikan kepada Ukraina," paparnya.

Kirby mengatakan, pengiriman Korea Utara bukan hanya pertanda kesediaan Pyongyang untuk mendukung Rusia, tetapi juga kekurangan amunisi Moskow yang disebabkan oleh sanksi dan kontrol ekspor yang dipimpin AS.

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada jumpa pers mengatakan, sanksi adalah salah satu opsi, seperti dalam kasus penyediaan senjata Iran ke Rusia.

"Sama seperti kami menggunakan setiap alat dan akan menggunakan setiap alat untuk melawan penyediaan senjata Iran ke Rusia, kami akan melakukan hal yang sama ketika menyangkut penyediaan senjata DPRK ke Rusia,” katanya.

"Ada sanksi yang ada pada buku. Kami akan melihat alat dan otoritas tambahan yang mungkin dapat kami panggil untuk melawan kegiatan ini," tandas Price.

Amerika Serikat pada Bulan September memberlakukan sanksi terhadap perusahaan Iran yang dituduh mengoordinasikan penerbangan militer, untuk mengangkut pesawat tak berawak Iran ke Rusia dan tiga perusahaan lain yang dikatakan terlibat dalam produksi pesawat tak berawak Iran.

Sebelumnya, Korea Utara pada Bulan September mengatakan tidak pernah memasok senjata atau amunisi ke Rusia, tidak memiliki rencana untuk melakukannya, sambil memperingatkan Amerika Serikat untuk "tutup mulut" dan berhenti menyebarkan desas-desus yang bertujuan untuk "menodai" citra negara itu.