Bagikan:

JAKARTA - Gedung Putih mengatakan pada Hari Kamis, perusahaan militer swasta Rusia Wagner Group menerima kiriman senjata dari Korea Utara untuk membantu memperkuat pasukan Rusia di Ukraina.

John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan Wagner sedang mencari pemasok senjata di seluruh dunia untuk mendukung operasi militernya di Ukraina.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Wagner, yang membayar peralatan itu. Bulan lalu, Korea Utara mengirimkan roket infanteri dan rudal ke Rusia untuk digunakan oleh Wagner," katanya kepada wartawan, melansir Reuters 23 Desember.

Grup Wagner didirikan pada 2014 setelah Rusia merebut dan mencaplok semenanjung Krimea Ukraina, memicu pemberontakan separatis di wilayah Donbas timur Ukraina.

Amerika Serikat memperkirakan Wagner memiliki 50.000 personel yang dikerahkan di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana yang direkrut dari penjara Rusia, kata Kirby.

Pernyataan itu langsung dibantah oleh pemilik Wagner Yevgeny Prigozhin, mengatakan pernyataan tersebut sebagai "gosip dan spekulasi".

Prigozhin, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan Kirby memiliki kebiasaan membuat pernyataan berdasarkan dugaan.

john kirby
John Kirby. (Wikimedia Commons/Chairman of the Joint Chiefs of Staff)

"Semua orang tahu bahwa Korea Utara sudah lama tidak memasok senjata apa pun ke Rusia. Dan bahkan tidak ada upaya seperti itu yang dilakukan," bantahnya dalam sebuah pernyataan.

"Oleh karena itu, pasokan senjata dari Korea Utara hanyalah gosip dan spekulasi," tegasnya.

Penilaian Washington, jumlah material yang dikirim oleh Korea Utara tidak akan mengubah dinamika medan perang, tetapi lebih banyak peralatan militer diperkirakan akan dikirim oleh Pyongyang.

Pada Bulan November, setelah Gedung Putih mengatakan Pyongyang secara diam-diam memasok Rusia dengan sejumlah besar peluru artileri, Korea Utara mengatakan tidak pernah melakukan transaksi senjata dengan Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya.

Amerika Serikat menuduh Pyongyang dan Moskow melanggar sanksi PBB terhadap Korea Utara, dan akan membagikan informasinya dengan komite sanksi Korea Utara Dewan Keamanan PBB, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Adapun Presiden Vladimir Putin mengatakan kelompok itu tidak mewakili Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di manapun di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Hari Rabu meluncurkan pembatasan baru pada ekspor teknologi ke Wagner Group. Lebih banyak sanksi akan datang dalam beberapa minggu ke depan terhadap perusahaan dan kelompok pendukungnya di negara-negara di seluruh dunia, kata Kirby.

Prigozhin menghabiskan lebih dari 100 juta dolar AS per bulan untuk mendanai operasi Wagner di Ukraina, tetapi menghadapi masalah dalam merekrut orang Rusia untuk berperang di sana, kata Kirby.

Grup Wagner, yang dikelola oleh para veteran angkatan bersenjata Rusia, telah bertempur di Libya, Suriah, Republik Afrika Tengah dan Mali, di antara negara-negara lain.

Intelijen AS mengindikasikan Wagner telah memainkan peran utama dalam pertempuran untuk Kota Bakhmut di Ukraina, menderita banyak korban di sana dengan sekitar 1.000 pejuang Wagner tewas dalam beberapa pekan terakhir, ujar Kirby.

Di dalam Rusia, pengaruh Prigozhin berkembang, dan kemandirian kelompoknya dari Kementerian Pertahanan Rusia "meningkat selama 10 bulan perang ini," kata Kirby, tanpa memberikan bukti.

Kirby mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, pejabat militer Rusia di Ukraina berada di bawah pasukan Wagner. Selain itu, Prigozhin mengkritik para jenderal dan pejabat pertahanan Rusia atas kinerja mereka sejak invasi.