Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Kremlin menegaskan pada Hari Rabu, Rusia akan melakukan apa yang disebutnya 'respons yang tepat', jika Amerika Serikat mengizinkan Ukraina melakukan serangan jauh ke dalam wilayah mereka dengan rudal ATACMS jarak jauh.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Washington tampaknya telah memutuskan untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata-senjata tersebut untuk serangan jarak jauh di dalam Rusia.

Moskow akan memberikan respons yang "tepat" jika hal itu terjadi, katanya, tetapi menambahkan "tidak perlu mengharapkan respon di mana-mana," melansir Reuters 11 September.

"Untuk semua tindakan ini, SMO (operasi militer khusus) adalah jawabannya," kata Peskov, menggunakan istilah yang lebih disukai Kremlin untuk konflik Ukraina.

"Setiap keputusan ini, yang diambil oleh Barat secara kolektif dan kemudian dikaitkan dengan Ukraina, merupakan konfirmasi tambahan atas pembenaran, kebutuhan, dan keniscayaan SMO," lanjutnya.

Diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali mendesak Barat untuk mengizinkan pasukannya menggunakan senjata jarak jauhnya untuk menyerang Rusia.

peluncuran atacms
Peluncuran ATACMS dari M270 MLRS. (Wikimedia Commons)

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali mengutarakan harapannya agar pembatasan itu dicabut, guna memaksa Rusia bersedia berdamai. Itu disampaikannya pada pertemuan Ramstein Contact Group, pertemuan resmi sekutu yang memberikan dukungan untuk Ukraina, yang digelar di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman.

"Kita perlu memiliki kemampuan jarak jauh ini tidak hanya di wilayah Ukraina yang diduduki, tetapi juga di wilayah Rusia, ya, agar Rusia termotivasi untuk mencari perdamaian," kata Presiden Zelensky.

Washington sebelumnya enggan memasok Ukraina dengan senjata jarak jauh untuk menyerang target-target di dalam wilayah Rusia, khawatir langkah seperti itu dapat meningkatkan konflik yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

Sekutu-sekutu Kyiv yang lain telah memasok senjata, tetapi dengan pembatasan tentang bagaimana dan kapan senjata itu dapat digunakan di dalam Rusia, karena khawatir serangan semacam itu dapat memicu pembalasan yang menarik negara-negara NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) ke dalam perang atau memprovokasi konflik nuklir.

Namun sumber-sumber mengatakan kepada Reuters minggu lalu, Negeri Paman Sam hampir mencapai kesepakatan untuk memberikan senjata-senjata tersebut kepada Ukraina. Namun, Kyiv harus menunggu beberapa bulan karena AS sedang menyelesaikan masalah-masalah teknis sebelum pengiriman.

Terbaru, Presiden Joe Biden mengatakan pada Hari Selasa bahwa pemerintahannya "sedang mengupayakan hal itu" ketika ditanya apakah ia akan mencabut larangan penggunaan rudal seperti ATACMs oleh Kyiv.