JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyetujui penyediaan ranjau darat anti-personel ke Ukraina. Keputusan ini dinilai dapat membantu memperlambat kemajuan Rusia di wilayah timurnya, terutama bila digunakan bersama dengan amunisi lain dari Amerika Serikat.
Amerika memperkirakan Ukraina akan menggunakan ranjau tersebut di wilayahnya sendiri, meskipun negara tersebut telah berkomitmen untuk tidak menggunakannya di wilayah yang dihuni oleh warga sipil, kata pejabat tersebut.
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, kementerian pertahanan Ukraina, kementerian pertahanan Rusia dan Kremlin tidak segera menanggapi permintaan tanggapan Reuters.
Amerika Serikat telah memberi Ukraina ranjau anti-tank selama perang dengan Rusia, namun penambahan ranjau anti-personel bertujuan untuk menumpulkan kemajuan pasukan darat Rusia, kata pejabat AS.
Ranjau AS berbeda dengan ranjau Rusia karena ranjau tersebut “tidak persisten” dan menjadi lembam setelah jangka waktu tertentu, kata pejabat tersebut.
Ranjau ini membutuhkan baterai untuk meledak, dan tidak akan meledak setelah baterainya habis.
BACA JUGA:
Pada Selasa, Ukraina disebut menggunakan rudal ATACMS AS untuk menyerang wilayah Rusia, memanfaatkan izin yang baru diberikan dari pemerintahan Biden pada hari ke-1.000 perang tersebut.
Moskow mengatakan penggunaan ATACMS, rudal jarak jauh yang dipasok Washington ke Ukraina, merupakan sinyal jelas Barat ingin meningkatkan konflik.