Rusia Gempur Mariupol, Minta Pasukan di Azovstal untuk Meletakkan Senjata dan Menyerah Hari Ini
Dampak serangan Rusia di Ukraina. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Pertempuran memasuki minggu kedelapan sejak invasi dimulai 24 Februari lalu, saat Rusia memfokuskan serangannya di wilayah timur Ukraina dan meminta pasukan Ukraina di Azovstal, Mariupol.

Ribuan tentara Rusia yang didukung oleh artileri dan serangan roket maju dalam apa yang disebut pejabat Ukraina sebagai Pertempuran Donbas.

Rusia menyerang pabrik baja Azovstal, benteng utama yang tersisa di Mariupol, dengan bom penghancur bunker, kata penasihat Presiden Ukraina Selasa malam. Reuters tidak dapat memverifikasi detailnya.

"Dunia menyaksikan pembunuhan anak-anak secara online dan tetap diam," tulis penasihat Mykhailo Podolyak di Twitter, melansir Reuters 20 April.

Setelah ultimatum sebelumnya untuk menyerah gagal dan menjelang tengah malam, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tidak ada satu pun tentara Ukraina yang meletakkan senjata mereka dan memperbarui proposal tersebut. Komandan Ukraina di Azovstal telah bersumpah untuk tidak menyerah.

"Angkatan bersenjata Rusia, yang murni berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan, sekali lagi mengusulkan agar para pejuang batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing menghentikan operasi militer mereka mulai pukul 1400 waktu Moskow pada 20 April dan meletakkan senjata," seru Kementerian Pertahanan Rusia.

Pihak Rusia menyebut seruan tersebut dikomunikasikan secara langsung dengan pihak Ukraina.

"Pernyataan ini segera disampaikan ke pihak Ukraina melalui Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk melalui saluran komunikasi operasional," ujar Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Kolonel Mikhail Mizintsev, mengutip TASS.

Menurut Mizintsev, pernyataan ini akan terus disampaikan kepada unit Ukraina di Azovstal melalui saluran radio setiap 30 menit mulai pukul 00:00 waktu Moskow pada 20 April.

Selain itu, dia mengatakan pernyataan ini harus segera diumumkan dan disampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, OSCE, Komite Internasional Palang Merah dan organisasi internasional lainnya, misi diplomatik melalui semua saluran komunikasi dan sumber daya media.

"Pemerintah Kiev tidak melakukan upaya apa pun untuk menyelamatkan prajuritnya. Menyadari sepenuhnya kurangnya tanggung jawab rezim Kiev atas akhir menyedihkan yang akan segera terjadi dari hotspot terakhir perlawanan di Mariupol, dan hanya dipandu oleh prinsip-prinsip kemanusiaan, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia mengulangi seruan mereka kepada militan dari batalion nasionalis dan tentara bayaran asing. untuk menghentikan permusuhan dan meletakkan senjata mulai dari pukul 14:00 waktu Moskow pada 20 April 2022," paparnya.

Kolonel Jenderal Mizintsev menambahkan, Rusia menjamin kehidupan dan bantuan medis untuk semua orang yang setuju untuk meletakkan senjata.