Gunakan Rudal Presisi Tinggi, Rusia Hancurkan Pusat Logistik Bantuan Senjata dari AS dan Eropa untuk Ukraina
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov. (Twitter/@MajorGeneralIg1)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia mengklaim sukses menghancurkan pusat logistik bantuan senjata dari luar negeri, seperti dari Amerika Serikat dan Eropa, yang dikirim untuk memperkuat militer Ukraina dalam menghadapi peningkatan serangan pasukan Moskow.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, pusat logistik yang dihancurkan pasukan dirgantara Rusia tersebut, kedatangan bantuan senjata asing dalam enam hari terakhir.

Menurut Konashenkov, fasilitas logistik tersebut adalah Pusat Dukungan Logistik Gabungan ke-124 dari Komando Pasukan Logistik Ukraina di Lviv. Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal udara presisi tinggi.

"Pusat logistik dan pengiriman besar senjata asing yang tiba di Ukraina selama enam hari terakhir dari AS dan negara-negara Eropa dihancurkan," ujarnya melansir TASS 19 April.

Diberitakan sebelumnya, AS dan sejumlah negara terutama dari Eropa, berencana menambahkan pengiriman bantuan untuk Ukraina, guna mengantisipasi peningkatan serangan oleh Rusia yang diprediksi dikonsentrasikan di wilayah timur negara itu.

Terbaru, Ukraina bakal mendapat tambahan bantuan militer dalam jumlah signifikan, meliputi berbagai perangkat militer dari Amerika Serikat, seiring dengan peningkatan serangan pasukan Rusia di wilayah selatan dan timur.

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan tambahan 800 juta dolar AS atau sekitar Rp 11.488.200.000.000 dalam bantuan militer ke Ukraina pada Hari Rabu, memperluas cakupan sistem yang disediakan untuk memasukkan artileri berat, seperti melansir Reuters.

Paket itu, yang menjadikan jumlah total bantuan militer sejak pasukan Rusia menyerbu pada Februari menjadi lebih dari 2,5 miliar dolar AS, termasuk sistem artileri, peluru artileri, pengangkut personel lapis baja dan kapal pertahanan pantai tak berawak, ujar Presiden Biden dalam sebuah pernyataan setelah panggilan telepon dengan Presiden Zelensky.