JAKARTA - Belanda siap mengirim kendaraan lapis baja ke Ukraina, serta mempertimbangkan untuk mengirim senjata berat tambahan, tulis Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Twitter usai panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky.
"Dalam panggilan telepon dengan (Presiden Zelensky), (Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren) dan saya menyatakan dukungan kami, saat Rusia memulai serangan baru," tulis PM Rutte seperti melansir TASS 19 April.
"Belanda akan mengirim material yang lebih berat ke Ukraina, termasuk kendaraan lapis baja. Bersama dengan sekutu, kami sedang mencari cara memasok material berat tambahan," sambungnya.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Kajsa Ollongren mengatakan, Belanda dan negara-negara NATO lainnya akan terus mengirimkan senjata ke Ukraina bahkan ketika pengiriman ini dapat menjadi target serangan Rusia.
"Belanda dan negara-negara lain akan terus mengirimkan senjata ke Ukraina", ujar Ollongren jelang pertemuan Menteri Pertahanan NATO di Brussels, Belgia.
"Ukraina memiliki hak untuk mempertahankan diri, kami akan terus mendukungnya," tegasnya.
Diketahui, Rusia menyebut setiap kargo dengan senjata untuk Ukraina akan menjadi target sah bagi angkatan bersenjata mereka. Terbaru, Rusia mengklaim berhasil menghancurkan pusat logistik pengiriman senjata dari luar negeri.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, pusat logistik yang dihancurkan pasukan dirgantara Rusia tersebut, kedatangan bantuan senjata asing dalam enam hari terakhir.
BACA JUGA:
Menurut Konashenkov, fasilitas logistik tersebut adalah Pusat Dukungan Logistik Gabungan ke-124 dari Komando Pasukan Logistik Ukraina di Lviv. Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal udara presisi tinggi.
"Pusat logistik dan pengiriman besar senjata asing yang tiba di Ukraina selama enam hari terakhir dari AS dan negara-negara Eropa dihancurkan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, AS dan sejumlah negara terutama dari Eropa, berencana menambahkan pengiriman bantuan untuk Ukraina, guna mengantisipasi peningkatan serangan oleh Rusia yang diprediksi dikonsentrasikan di wilayah timur negara it