JAKARTA - Mantan penasihat kebijakan militer untuk mantan Kanselir Jerman Angela Merkel, pensiunan Brigade Jenderal Erich Vad, menentang rencana Jerman untuk mengirim senjata berat ke Ukraina.
"Pengiriman semacam ini berpotensi menjadi jalan menuju Perang Dunia III," kata Vad kepada DPA, Selasa, seperti melansir TASS 12 April.
Lebih jauh Vad menjelaskan, perlu latihan bertahun-tahun untuk dapat mahir mengemudi dan menggunakan sistem senjata yang kompleks, seperti tank tempur Leopard atau kendaraan lapis baja Marder.
Oleh karena itu, menurut Vad, pengiriman kedua persenjataan berat tersebut tidak akan menguntungkan pasukan Ukraina, tidak sekarang, tidak di masa mendatang.
Menurut pensiunan Jenderal itu, jika Eropa tidak menginginkan Perang Dunia III, Eropa cepat atau lambat harus "melarikan diri dari logika eskalasi militer ini dan memulai negosiasi."
"Peluang untuk negosiasi sebenarnya tidak buruk," kata Vad, menambahkan pihak-pihak yang berkonflik harus memilih dialog daripada "membiarkan ditarik lebih jauh ke dalam lumpur perang panjang dengan hasil yang tidak pasti."
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada pertemuan Menteri Uni Eropa di Luksemburg Hari Senin kemarin berpendapat, Kyiv membutuhkan senjata berat dan sekarang bukan waktunya untuk alasan dalam masalah ini.
Kemarin pula, kepala Rheinmetall Armin Papperger Jerman mengatakan kepada Handelsblatt, perusahaan berencana untuk mengirimkan hingga 50 tank tempur Leopard 1 bekas dan hingga 60 kendaraan lapis baja Marder yang dinonaktifkan.
BACA JUGA:
Dia menyatakan kepastiannya, tentara Ukraina dapat dilatih untuk mengendarai Leopard 1 hanya dalam beberapa hari.
Diketahui, Pemerintah Jerman menyetujui pengiriman senjata ke Ukraina 26 pada Februari. Berlin membuat keputusan untuk mengirim 1.000 senjata anti-tank dan 500 sistem pertahanan udara portabel manusia Stinger.
Kemudian pada 14 Maret, otoritas Jerman menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk tidak memberikan informasi tentang pengiriman senjata ke Ukraina untuk menghindari risiko tambahan.