Bagikan:

JAKARTA - Anggota Bundestag (Parlemen Jerman) Sahra Wagenknecht meminta Kanselir Olaf Scholz menjelaskan secara terbuka, keputusannya untuk mengizinkan penggunaan senjata Jerman oleh Ukraina untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.

"Saya meminta Olaf Scholz untuk membuat pernyataan pemerintah sehubungan dengan perubahan arah ini. Siapapun yang membawa perang ke Rusia dengan senjata Jerman pada akhirnya akan membawanya ke Jerman," katanya kepada kelompok media Funke, seperti melansir TASS 3 Juni.

"Alih-alih berhati-hati, kegagalan lain, kanselir yang memproklamirkan diri sebagai kanselir perdamaian justru menjadi ancaman keamanan bagi negara kita," lanjutnya.

Sebelumnya, Jerman pada Jumat pekan lalu memberikan lampu hijau kepada Ukraina, untuk menggunakan senjata pemberian mereka untuk mempertahankan diri dari serangan yang dilancarkan dari dalam Rusia, terhadap wilayah perbatasan utara Ukraina di sekitar Kota Kharkiv sesuai dengan hukum internasional.

Jerman telah mendiskusikan dengan sekutu-sekutunya mengenai serangan Rusia ke wilayah Kharkiv dari posisi-posisi di daerah perbatasan Rusia yang berdekatan, kata juru bicara pemerintah.

"Kami bersama-sama yakin bahwa Ukraina memiliki hak, yang dijamin oleh hukum internasional, untuk mempertahankan diri terhadap serangan-serangan ini," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters

"Untuk melakukannya, Ukraina juga dapat menggunakan senjata yang dipasok untuk tujuan ini sesuai dengan kewajiban hukum internasionalnya, termasuk yang dipasok oleh kami," tandasnya.

Pejabat Jerman menolak untuk mengungkapkan secara terbuka secara spesifik tentang bagaimana mereka ingin Ukraina mengerahkan senjata yang dipasok Barat, karena khawatir dengan retorika yang dapat meningkatkan ketegangan di saat Rusia mengancam akan melancarkan serangan nuklir taktis terhadap Ukraina.

Pernyataan Berlin muncul sehari setelah pejabat AS menyatakan Presiden Joe Biden diam-diam telah mengubah kebijakan, untuk mengizinkan Kyiv menembakkan senjata yang dipasok Negeri Paman Sam ke target di dalam Rusia tetapi hanya di dekat perbatasan dengan wilayah Kharkiv.

"Seperti jutaan orang Jerman, saya khawatir akan eskalasi lebih lanjut yang suatu hari nanti dapat berakhir dengan Perang Dunia III," ujar Wagenknecht.

Meski memberikan izin, mayoritas senjata yang telah dikirim ke Ukraina oleh Jerman tidak cocok untuk menyerang posisi Rusia yang jauh di belakang garis depan. Howitzer gerak sendiri, misalnya, dapat menyerang target pada jarak hingga 56 kilometer (35 mil), tetapi tidak dikerahkan di sekitar garis depan. Sedangkan Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat telah memasok Ukraina dengan senjata dengan jangkauan target yang lebih jauh.