Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Hari Selasa, Rusia telah menghancurkan enam Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) besutan Amerika Serikat selama perang di Ukraina.

Melansir Reuters dari Interfax 2 Agustus, Menteri Shoigu mengatakan Rusia juga telah menghancurkan lima sistem peluncuran rudal anti-kapal Harpoon dan 33 howitzer M777, juga dari AS dalam invasi yang dimulai pada 24 Februari tersebut.

Sebelumnya, para pejabat Ukraina mengatakan mereka mengoperasikan hingga selusin sistem HIMARS, yang akurasi dan jangkauannya memungkinkan Kyiv mengurangi keunggulan artileri Rusia.

Sehari sebelumnya, Pemerintah AS mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina senilai 550 juta dolar AS pada Hari Senin, yang mencakup unit HIMARS baru, mengutip The National News.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Sekretaris Negara Antony Blinken dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley telah mengadakan panggilan dengan rekan-rekan Ukraina mereka pada Hari Senin, untuk menyampaikan berita tentang paket keamanan terbaru.

Pentagon mengatakan paket itu adalah penarikan ke-17 peralatan dari inventarisnya yang telah dialokasikan untuk Ukraina sejak Agustus 2021 dan mencakup 75.000 butir amunisi artileri 155mm serta amunisi untuk HIMARS.

Senjata itu adalah unit bergerak yang secara bersamaan dapat meluncurkan beberapa rudal berpemandu presisi. Rusia juga mengoperasikan peluncur roket ganda, tetapi Himars memiliki jangkauan dan presisi yang unggul, dengan roket yang mampu terbang sejauh 80 kilometer.

Tembakan roket jarak jauh dipandang penting dalam konflik, karena pasukan Rusia dan Ukraina terus terlibat dalam pertempuran artileri dan rudal brutal di wilayah yang relatif terbuka di wilayah Donbas timur.

Diketahui, Washington telah melatih lebih dari 100 tentara Ukraina untuk mengoperasikan peluncur. Secara total, kata Pentagon, AS telah mengirim sekitar 8,8 miliar dolar AS bantuan keamanan ke Ukraina sejak Januari 2021 dan sekitar 6,9 miliar dolar AS sejak invasi Rusia pada Februari.