Bagikan:

JAKARTA - Rusia melirik pengembangan kerja sama dengan Iran, Irak hingga Arab Saudi, serta negara lain di kawasan tersebut, saat Presiden Vladimir Putin menandatangani doktrin baru Angkatan Laut negara itu.

Presiden Putin menandatangani doktrin baru tersebut di sela-sela peringatan Hari Angkatan Laut yang digelar di St. Petersburg pada Hari Minggu, sejumlah disebutkan didalamnya.

Usai menginspeksi pasukan, Presiden Putin menandatangani doktrin baru, sebelum kemudian berpidato di hadapan para pelautnya.

Prioritas Rusia adalah mengembangkan kerja sama strategis dan angkatan laut dengan India serta kerja sama yang lebih luas dengan Iran, Irak, Arab Saudi, dan negara-negara lain di kawasan itu, menurut doktrin tersebut.

"Dipandu oleh doktrin ini, Federasi Rusia akan dengan tegas dan tegas membela kepentingan nasionalnya di lautan dunia, dan memiliki kekuatan maritim yang cukup akan menjamin keamanan dan perlindungan mereka," kata dokumen itu, melansir Reuters 31 Juli.

Doktrin tersebut juga menetapkan Samudra Arktik, yang telah berulang kali dikatakan oleh Amerika Serikat coba untuk untuk dimiliterisasi Rusia, sebagai wilayah yang sangat penting bagi Rusia.

Garis pantai Rusia yang luas sepanjang 37.650 km (23.400 mil), diketahui membentang dari Laut Jepang hingga Laut Putih, juga mencakup Laut Hitam dan Laut Kaspia.

Doktrin angkatan laut baru setebal 55 halaman, yang menetapkan tujuan strategis angkatan laut Rusia yang luas, termasuk ambisinya sebagai "kekuatan maritim besar" yang meluas ke seluruh dunia.

Ancaman utama bagi Rusia, kata doktrin itu, adalah "kebijakan strategis AS untuk mendominasi lautan dunia" dan gerakan aliansi militer NATO lebih dekat ke perbatasan Rusia.

Rusia dapat menggunakan kekuatan militernya dengan tepat untuk situasi di lautan dunia jika kekuatan lunak lainnya, seperti alat diplomatik dan ekonomi, habis, kata doktrin itu, mengakui bahwa Rusia tidak memiliki pangkalan angkatan laut yang cukup secara global.