Bagikan:

JAKARTA - Rusia kembali memperingatkan Kyiv dan Barat mengenai respon yang akan dilakukan dengan tegas oleh Moskow, terkait dengan deteksi peningkatan aktivitas intelijen di wilayah Kursk.

Anggota delegasi Rusia untuk pembicaraan Wina tentang keamanan militer dan pengendalian senjata Yulia Zhdanova mengungkapkan, Rusia mencatat peningkatan aktivitas sarana intelijen komersial Barat di Wilayah Kursk Rusia.

Dia menunjukkan bahwa, selain Krimea, Wilayah Kursk berada dalam jangkauan sistem roket jarak jauh M142 HIMARS buatan AS, menurut situs web Kementerian Luar Negeri Rusia.

"Sejauh yang kami pahami, Wilayah Kursk Federasi Rusia berada dalam jangkauan sistem yang disebutkan di atas, dan kami melihat peningkatan aktivitas sarana intelijen komersial Barat di daerah itu," katanya pada pertemuan Forum Kerjasama Keamanan Eropa (OSCE), melansir TASS 21 Juli.

"Dalam hal ini, kami sekali lagi memperingatkan pengawas Barat Kyiv, provokasi yang salah dapat menyebabkan eskalasi situasi lebih jauh. Kami menunjukkan kata-kata Presiden Vladimir Putin, yang mengatakan bahwa 'kami belum memulai sesuatu dengan serius," tegasnya.

"Kami ulangi, semua ancaman terhadap keamanan negara kami yang berasal dari Ukraina akan dihilangkan dengan satu atau lain cara dalam prosedur pertahanan diri sesuai dengan Piagam PBB," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengklaim bahwa AS akan mengumumkan paket bantuan tambahan untuk Ukraina minggu ini, yang akan mencakup empat sistem HIMARS. Total dengan pengiriman dan jumlah yang dijanjikan, Ukraina akan memiliki 16 unit HIMARS.

"Ukraina telah menggunakan (HIMARS) dengan sangat efektif," terang Menteri Austin, mencatat bahwa roket telah 'membuat perbedaan di medan perang', seperti melansir The National News.

Tembakan roket jarak jauh dipandang penting karena pasukan Rusia dan Ukraina menembakkannya dalam artileri brutal dan pertarungan rudal melintasi medan yang relatif terbuka di wilayah Donbas timur.

Selain memberikan bantuan unit HIMARS, Washington juga telah memberikan pelatihan cara mengoperasionalkan senjata canggih tersebut, bagi lebih dari 100 tentara Ukraina.

"Bantuan kami membuat perbedaan nyata di lapangan," tandas Menhan Austin.