Rusia Bakal Perluas Wilayah Sasarannya di Ukraina, Direktur CIA Nilai Moskow Belajar dari Kegagalan Kuasai Kyiv
Ilustrasi tentara Rusia di Ukraina. (Wikimedia Commons/Mil.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat William Burns menilai Rusia pasti belajar dari kegagalan menguasai Kyiv, saat Menteri Luar Negeri negara itu mengumumkan wilayah target pasukannya di Ukraina meluas.

Burns mengatakan, setidaknya untuk saat ini konsentrasi pasukan militer Rusia di Donbas menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari kegagalan pada awal kampanye, di mana Moskow terhenti dan gagal dalam upaya menguasai Kyiv.

"Di satu sisi, apa yang telah dilakukan militer Rusia adalah mundur ke cara perang yang lebih nyaman, dalam arti, dengan menggunakan keunggulan dan daya tembak jarak jauh mereka untuk bertahan dan secara efektif menghancurkan target Ukraina dan untuk mengkompensasi kelemahan sumber daya manusia yang masih mereka alami," jelas Burns seperti mengutip Reuters 21 Juli.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut tugas militernya di Ukraina kini meluas, tidak lagi hanya di sekitar wilayah Donbas, saat pasukan Moskow gencar menembaki Ukraina timur dan selatan.

Dalam wawancara dengan kantor berita negara RIA Novosti Lavrov juga mengatakan, tujuan Moskow akan berkembang lebih jauh jika Barat terus memasok Kyiv dengan senjata jarak jauh seperti Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan AS.

"Itu berarti tugas geografis akan meluas lebih jauh dari garis saat ini," katanya.

Komentar Lavrov adalah pengakuan paling jelas bahwa tujuan perang Rusia telah berkembang selama lima bulan perang.

Amerika Serikat, yang mengatakan pada Hari Selasa melihat tanda-tanda Rusia sedang bersiap untuk secara resmi mencaplok wilayah yang telah direbutnya di Ukraina, berjanji akan menentang pencaplokan.

"Sekali lagi, kami sudah jelas bahwa pencaplokan dengan kekerasan akan menjadi pelanggaran berat terhadap Piagam PBB, dan kami tidak akan membiarkannya begitu saja. Kami tidak akan membiarkannya tanpa hukuman," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

Sementara di Washington, Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan wilayah Donbas belum hilang dari Rusia. Diketahui, pasukan Ukraina menarik diri dari Lugansk awal bulan ini.