Menlu AS Blinken: Ukraina Telah Rebut Kembali 50 Persen Wilayah yang Diduduki Rusia
Militer Ukraina menembakkan Howitzer. (Wikimedia Commons/Ministry of Defense of Ukraine/military journalist Taras Gren)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan, meskipun Ukraina berhasil merebut kembali separuh wilayah yang awalnya direbut Rusia dalam invasinya, Kyiv menghadapi "perjuangan yang sangat berat" untuk merebut kembali wilayah yang lain.

"Mereka telah merebut kembali sekitar 50 persen dari wilayah yang awalnya direbut," kata Menlu Blinken dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Hari Minggu, seperti melansir Reuters 23 Juli.

"Ini masih merupakan hari-hari yang relatif awal dari serangan balik. Ini sulit," lanjutnya.

"Ini tidak akan selesai dalam satu atau dua minggu ke depan. Kami masih melihat dalam beberapa bulan ke depan," tandas Menlu Blinken.

Ukraina berharap dapat dengan cepat membersihkan pasukan Moskow dari wilayahnya, setelah peluncuran serangan balasan musim panas memudar karena pasukan Kyiv berjuang untuk menembus posisi Rusia yang tertanam kuat di selatan dan timur negara itu.

Akhir bulan lalu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, kemajuan melawan pasukan Rusia "lebih lambat daripada yang diinginkan". Tetapi Kyiv tidak akan ditekan untuk mempercepatnya, katanya.

Diberitakan sebelumnya, Panglima militer Amerika Serikat mengatakan serangan balik Ukraina terhadap posisi pasukan Rusia jauh dari kegagalan, kendati diakuinya pertempuran di depan akan berkepanjangan dan lebih berdarah, meski korban di kedua belah pihak terus berjatuhan.

Ditanya apakah serangan balasan itu gagal, setidaknya sejauh ini, Ketua Kepala Staf Gabungan militer AS Jenderal Mark Milley mengatakan masih terlalu dini.

"Ini jauh dari kegagalan. Saya pikir masih terlalu dini untuk melakukan penilaian semacam itu," katanya.

Diketahui, sejak Ukraina memulai serangan balasannya bulan lalu, Kyiv telah merebut kembali beberapa desa di selatan dan wilayah di sekitar Kota Bakhmut yang hancur di timur, tetapi belum mencoba melakukan terobosan besar melintasi garis pertahanan Rusia yang dijaga ketat.