JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengingatkan jajaran prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force TNI Kontingen Garuda XXVIII-P UNIFIL mengenai ancaman perompak saat berlayar bersama KRI Sultan Iskandar Muda-367 melintasi perairan-perairan rawan menuju Beirut, Lebanon.
KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) yang mengangkut 120 orang prajurit TNI AL pasukan Satgas MTF berlayar meninggalkan Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta, Kamis.
Dalam sesi pembekalan di geladak heli KRI SIM-367, Muhammad Ali menekankan komandan satgas, yang juga Komandan KRI SIM-367 Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah, untuk memilih jalur-jalur pelayaran yang aman saat kapal dalam lintas laut menuju Beirut.
"Dalam perjalanannya, KRI SIM-367 akan melewati Teluk Aden dan Laut Merah yang merupakan daerah rawan, yang kita ketahui ada beberapa (kelompok) perompak Somalia," katanya dilansir ANTARA, Kamis, 19 Desember.
Ia juga mengingatkan adanya perang antara kelompok Houthi yang selama beberapa bulan terakhir mengincar kapal-kapal berbendera Israel dan sekutunya di Laut Merah juga harus diwaspadai pengawak KRI SIM-367.
"Saya harap KRI SIM melaksanakan peran jaga perang selama melintasi daerah tersebut," kata Laksamana Ali kepada komandan dan para pengawak KRI SIM-367 yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P UNIFIL.
Dari Jakarta, KRI SIM-367 berlayar ke Batam, kemudian keluar dari perairan Indonesia menuju Kolombo (Sri Lanka), Salalah (Oman), kemudian masuk Terusan Suez, Port Said (Mesir), dan akhirnya tiba di Beirut, Lebanon.
Dalam sesi pembekalan yang sama, Laksamana Ali juga berpesan kepada para prajurit satgas untuk senantiasa menjaga kesehatan mengingat daerah penugasan di Lebanon mempunyai karakter cuaca yang berbeda dengan Indonesia.
"Daerah misi di Lebanon memiliki iklim empat musim dan pada waktu-waktu tertentu kondisi Laut Mediterania juga bisa sangat tidak bersahabat. Lengkapi kebutuhan obat-obatan, vitamin, suplemen, dan laksanakan olahraga secara rutin untuk menjaga kebugaran," kata Ali.
BACA JUGA:
Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P mengawali misinya ke Lebanon hari ini setelah keberangkatan mereka dilepas Inspektur Jenderal TNI Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, di Lapangan PRIMA, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis pagi.
Gelombang baru Satgas MTF TNI itu terdiri atas 120 orang prajurit yang seluruhnya dari TNI AL, kemudian satu kapal perang berjenis korvet dari Koarmada II TNI AL, dan satu helikopter antikapal selam Panther HS-1306 dari Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal).
Di Beirut, Satgas MTF akan melanjutkan misi perdamaian bersama pasukan perdamaian PBB dari berbagai negara, yang selama setahun terakhir dijalankan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O UNIFIL.
Umumnya masa penugasan Satgas MTF TNI di Lebanon berlangsung selama setahun.
Maritime Task Force (MTF) merupakan salah satu satuan yang bernaung di bawah kendali Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Selain MTF, TNI juga mengirim pasukannya untuk bergabung dengan satuan-satuan lain UNIFIL yang mencakup Satgas Batalyon Mekanis (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.
Indonesia saat ini masih menjadi negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya untuk melaksanakan misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, yaitu sebanyak 1.230 prajurit.
Pewarta : Genta Tenri Mawangi