Rusia Setuju dengan AS Soal Perdamaian di Ukraina, Tapi Tidak Ada Negosiasi Saat Ini
Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat tinggi Rusia mengatakan pada Hari Selasa, pihaknya setuju dengan Amerika Serikat mengenai perdamaian di Ukraina, tetapi mengecilkan peluang negosiasi sampai tujuan operasi militer khusus mereka tercapai.

Baik Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, mereka terbuka untuk diplomasi di Ukraina. Tetapi, pertemuan antara kedua pemimpin belum diselenggarakan dan tidak ada pihak yang menyetujui persyaratan untuk pembicaraan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah wawancara pada Hari Senin, konflik di Ukraina hampir pasti akan berakhir dengan diplomasi dan negosiasi, dan bahwa "perdamaian yang adil dan abadi" diperlukan.

Menanggapi komentar Menlu Blinken, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, dia setuju tentang perlunya perdamaian.

"Bahwa hasilnya harus berupa perdamaian yang adil dan abadi, orang bisa setuju dengan ini," katanya, melansir Reuters 6 Desember.

"Tetapi untuk prospek semacam negosiasi, kami tidak melihatnya saat ini, kami telah berulang kali mengatakannya," sambung Peskov.

Ditanya apa yang harus terjadi agar prospek seperti itu terwujud, dia berkata: "Tujuan operasi militer khusus harus dicapai. Rusia harus dan akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya."

Diketahui, tujuan Rusia di Ukraina belum sepenuhnya ditentukan, dan tampaknya telah bergeser saat pasukannya menghadapi kemunduran di medan perang, meskipun dikatakan tidak akan pernah menyerahkan wilayah yang diduduki di selatan dan timur Ukraina.

Sementara, Kyiv telah mengesampingkan penyerahan tanah apa pun ke Rusia dengan imbalan perdamaian, dan menuntut Rusia mengembalikan semua wilayah yang telah direbut dan didudukinya, termasuk Krimea dan tanah yang dikuasai Rusia atau proksinya sejak 2014.