Bagikan:

JAKARTA - Penduduk ibu kota China diizinkan masuk ke taman, supermarket, kantor dan bandara tanpa tes COVID-19 negatif pada Hari Selasa, kebijakan terbaru dari serangkaian langkah pelonggaran secara nasional setelah protes yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kebijakan nol-COVID yang keras.

"Beijing mempersiapkan diri untuk hidup kembali," sebut tajuk utama di surat kabar China Daily milik pemerintah, menambahkan bahwa orang-orang "secara bertahap merangkul" kebebasan yang baru ditemukan, melansir Reuters 6 Desember.

Pihak berwenang China telah melonggarkan beberapa pembatasan COVID-19 terberat di dunia ke berbagai tingkat dan melunakkan sikap terhadap ancaman virus, dengan harapan banyak orang dapat menandai perubahan yang lebih nyata menuju keadaan normal tiga tahun setelah pandemi.

"Ini mungkin langkah pertama menuju pembukaan kembali," kata Hu Dongxu (27), kepada Reuters saat dia menggesekkan kartu perjalanannya untuk memasuki stasiun kereta api di Beijing, yang juga menghilangkan kebutuhan tes untuk menggunakan kereta bawah tanah.

Saat mereka menunggu berita, beberapa orang, khawatir virus sekarang mungkin menyebar lebih cepat, bergegas membeli kit antigen COVID dan obat demam, sementara regulator pasar mengeluarkan peringatan terhadap penimbunan dan kenaikan harga.

Kedua bandara di kota itu juga tidak lagi mewajibkan orang melakukan tes untuk memasuki terminal, lapor media pemerintah, meskipun tidak ada indikasi perubahan aturan untuk tes negatif sebelum naik ke pesawat.

Pelonggaran aturan itu terjadi setelah serangkaian protes bulan lalu, menandai ketidakpuasan publik terbesar di China daratan sejak Presiden Xi Jinping berkuasa pada 2012.

Terpisah, China mungkin akan mengumumkan 10 langkah pelonggaran baru pada Hari Rabu, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

Prospek relaksasi telah memicu optimisme di kalangan investor, bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan kembali menguat dan membantu mendorong pertumbuhan global.

Namun di lapangan, banyak orang yang lambat beradaptasi dengan aturan yang berubah. Lalu lintas komuter di kota-kota besar seperti Beijing dan Chongqing tetap berada di bawah tingkat normal.

Beberapa orang tetap waspada untuk tertular virus, terutama orang tua, sementara ada kekhawatiran tentang ketegangan yang dapat ditimbulkan oleh pelonggaran pada sistem kesehatan yang rapuh.

"Orang tua saya masih sangat berhati-hati," kata James Liu (22), dari Kota Shenzhen di provinsi selatan Guangdong, di mana pihak berwenang mencabut persyaratan pengujian untuk masuk ke kompleks perumahan keluarga tersebut.

Diketahui, China telah melaporkan 5.235 kematian terkait COVID pada hari Senin, tetapi beberapa ahli telah memperingatkan bahwa jumlah korban dapat meningkat di atas 1 juta jika terlalu tergesa-gesa melonggarkan aturan.

"Periode yang paling sulit telah berlalu," kata kantor berita resmi Xinhua dalam sebuah komentar pada Hari Senin, mengutip melemahnya patogenisitas virus dan upaya untuk memvaksinasi 90 persen populasi.