Bagikan:

JAKARTA - Gedung Putih pada Hari Senin mengutuk pernyataan akhir pekan Donald Trump yang menyerukan penangguhan aturan konstitusional, mendesak lebih banyak Republikan untuk menegur mantan presiden tersebut.

"Setiap Presiden dan setiap anggota Kongres bersumpah untuk 'membela' Konstitusi Amerika Serikat," kata juru bicara Gedung Putih Andrew Bates, melansir Reuters 6 Desember.

"Meminta Anggota Kongres untuk menegaskan kembali sumpah jabatan mereka dan menjunjung tinggi Konstitusi seharusnya tidak menjadi beban yang berat. Anggota Kongres dari Partai Republik harus segera melakukannya, daripada berulang kali menolak untuk menjawab pertanyaan paling mendasar," seru Bates.

Beberapa Republikan mengutuk pernyataan yang dibuat oleh Trump pada Hari Sabtu di platform online Truth Social. Tetapi, banyak yang tetap diam atau tidak mengutuknya secara langsung.

Diketahui, Donald Trump bulan lalu mengumumkan pencalonan ketiga dirinya sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahu 2024.

"Penipuan Besar-besaran jenis dan besarnya ini memungkinkan penghentian semua aturan, peraturan dan pasal, bahkan yang ditemukan dalam Konstitusi," kata Trump pada Hari Sabtu, mengulangi klaim palsunya bahwa dia kalah dari Joe Biden dalam Pemilu 2020 yang dicurangi.

Trump mencoba menarik kembali ucapannya dengan unggah Truth Social lainnya pada Hari Senin: "Apa yang saya katakan adalah bahwa ketika ada "Penipuan & Penipuan Besar & Tersebar Luas," seperti yang telah dibuktikan secara tak terbantahkan dalam Pemilihan Presiden 2020, langkah-langkah harus segera diambil."

Terpisah, mantan Wakil Presiden Mike Pence dan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, keduanya dari Partai Republik, mengkritik pernyataan Trump pada Hari Senin, dengan Bolton mengatakan dia siap untuk mempertimbangkan mencalonkan diri sebagai presiden sendiri, jika lebih banyak Republikan tidak menyerukan komentar Trump.

Selain itu, Senator Partai Republik seperti John Cornyn, Lisa Murkowski, John Thune dan Mike Rounds juga mengutuk Trump.

"Saya pikir itu tidak bertanggung jawab," ujar Cornyn kepada wartawan, Senin.

"Saya sangat tidak setuju. Saya bersumpah untuk mempertahankan dan mendukungnya (Konstitusi) dan saya menanggapinya dengan sangat serius," tegas Thune.

Baik Cornyn dan Thune, bagaimanapun, berhenti mengatakan pernyataan Trump harus mendiskualifikasi dia sebagai calon presiden ketika ditanya oleh wartawan.

Diketahui, Trump menghadapi banyak masalah hukum. Departemen Kehakiman sedang menyelidiki upayanya untuk membatalkan hasil Pemilihan Presiden 2020, serta penghapusan dokumen rahasia pemerintah dari Gedung Putih setelah meninggalkan jabatannya.

Dia juga menghadapi penyelidikan negara bagian di Georgia atas dorongan untuk membalikkan kekalahan pemilihannya di negara bagian itu, bersama dengan penyelidikan atas dugaan kesalahan oleh perusahaannya, Trump Organization.