Bagikan:

JAKARTA - Empat tahun menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat pada Pemerintahan Donald Trump, Mike Pence mengecam mantan bosnya tersebut terkait kerusuhan di Capitol Hill, Washington D.C tahun 2021 lalu, saat meluncurkan kampanye pencalonannya dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2024 dari Partai Republik.

Pence mengeluarkan kecaman terkait peran Trump dalam serangan 6 Januari tersebut, ketika pendukung Trump menyerbu Kongres AS untuk mencoba menghentikan anggota parlemen mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden 2020.

"Saya percaya bahwa siapa pun yang menempatkan dirinya di atas Konstitusi tidak boleh menjadi Presiden Amerika Serikat, dan siapa pun yang meminta orang lain untuk menempatkan dirinya di atas Konstitusi tidak boleh menjadi Presiden Amerika Serikat lagi," kata Pence dalam pidatonya di Iowa, yang memulai kontes pencalonan Partai Republik tahun depan, melansir Reuters 8 Juni.

Itu adalah serangan yang luar biasa oleh Pence, bukan hanya karena dia kebanyakan menghindar untuk menyerang Trump secara langsung sampai sekarang, tetapi juga karena serangan 6 Januari jarang disebutkan oleh calon presiden lainnya dari Partai Republik.

Mereka melihatnya sebagai racun politik, takut mengutuk serangan itu dan peran Trump di dalamnya akan mengasingkan pendukung Trump dan pemilih utama Partai Republik lainnya. Trump sendiri saat ini adalah kandidat terdepan dalam perlombaan Partai Republik.

mike pence
Mike Pence saat peluncuran pencalonan dirinya dalam Pilpres AS 2024 dari Partai Republik. (Twitter/@Mike_Pence/Douglas Coulter)

Pence memasang taruhan berisiko tinggi, bahwa pemilih dalam kontes pencalonan akan menghadiahinya karena mendukung Konstitusi, bukan Trump. Pence mengatakan, tindakan Trump pada hari itu "membahayakan keluarga saya dan semua orang di Capitol."

Empat tahun menjadi wakil Trump di Gedung Putih, Pence berulang kali membelanya melewati berbagai skandal. Tapi, dia menimbulkan kemarahan Trump dan pendukungnya ketika sebagai presiden seremonial Senat, dia menolak untuk menghentikan sertifikasi kemenangan Biden.

Pence mengatakan pada Hari Rabu, dia tidak memiliki otoritas konstitusional untuk mencampuri hasil Pemilu dan bahwa Trump "salah". Dalam cuitan di Twitter pada 6 Januari, Trump menuduh Pence pengecut.

Pendukung Trump menyerbu Capitol Hill selama proses sertifikasi, memaksa Pence, anggota keluarga, anggota parlemen, dan staf melarikan diri ke tempat yang aman. Beberapa perusuh meneriakkan agar Pence digantung.

"Rakyat Amerika berhak mengetahui bahwa pada hari itu, Presiden Trump juga menuntut agar saya memilih antara dia dan Konstitusi. Sekarang pemilih akan dihadapkan pada pilihan yang sama. Saya memilih Konstitusi dan akan selalu begitu," ujarnya.

Mengumumkan pencalonannya, Pence akan ikut dalam perlombaan dengan Trump dan Gubernur Florida Ron DeSantis yang sudah terlebih dahulu mengumumkan pencalonan. Mantan Gubernur New Jersey Chris Christie dan Gubernur Dakota Utara Doug Burgum juga mengumumkan pencalonan minggu ini, meningkatkan jumlah calon Gedung Putih dari Partai Republik menjadi dua digit.

Diketahui, sangat jarang seorang wakil presiden mencalonkan diri melawan presiden yang dia layani, dan itu hanya terjadi beberapa kali dalam sejarah AS.

Meningkatnya jumlah kandidat dapat membuka jalan bagi kemenangan Trump, karena mereka berisiko memecah suara anti-Trump, membiarkan mantan presiden meraih nominasi seperti yang dia lakukan dalam keadaan yang sama pada tahun 2016, kata anggota partai dan ahli strategi.

Pence yang merupakan seorang Kristen konservatif, akan memfokuskan sebagian besar kampanyenya di Iowa. Negara bagian ini memiliki sejumlah besar pemilih evangelis di antara para pemilih Republiknya. Pence berharap penampilan yang kuat di negara bagian itu akan memberinya momentum dan mendorongnya untuk bersaing.