Pendukung Donald Trump Sempat Serbu Capitol Hill, FBI dan Secret Service Dikerahkan
Photo by Maria Oswalt on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Sidang pengesahan hasil Pilpres AS akhirnya dilanjutkan setelah pendukung Trump rusuh. Kongres Amerika Serikat itu dilanjut pada pukul 8 malam waktu setempat, dilansir dari Reuters, Kamis 7 Januari.

Presiden Senat Amerika yang merangkap Wakil Presiden Mike Pence selaku pemimpin sidang mengatakan bahwa para pembuat onar di Capitol Hill tak berhasil menang. Ia mengimbau agar kembali bekerja. 

“Ayo kembali bekerja. Kami akan mengesahkan pemenang Pemilu 2020," katanya.

Muriel Bowser selaku Wali Kota Washington juga memberlakukan jam malam di seluruh wilayah kota, yang berlaku sejak pukul 6 sore. Untuk mengantisipasi kerusuhan,  Pasukan Garda Nasional, FBI, dan Secret Service diperintahkan untuk membantu kepolisian DC. Mereka ditugaskan untuk menjaga keamanan Gedung Capitol Hill.

“Beginilah hasil Pemilu diperdebatkan di republik pisang, bukan republik demokratis kami. Saya terkejut dengan perilaku sembrono dari beberapa pemimpin politik sejak Pemilu," sindir mantan Presiden George W. Bush.

Sebagai informasi, para pendukung Donald Trump berbuat onar dengan memaksa masuk di Gedung Capitol Hill. Mereka bahkan merusak beberapa bagian gedung. Salah satu peserta aksi juga dilaporkan menduduki panggung Senat dan meneriakkan dukungannya kepada Trump.

"Trump memenangkan pemilihan itu," teriak si pendukung.

Massa juga sempat membalikkan barikade dan melawan barisan polisi dalam aksi itu.

"Para perusuh menggunakan bahan kimia yang mengiritasi untuk menyerang polisi. Beberapa polisi terluka dan satu warga sipil tertembak," ungkap Kepala Polisi Metropolitan Washington, Robert Contee.

Berdasarkan laporan U.S Capitol Historical Society, aksi para simpatisan Trump ini jadi aksi pengerusakan Gedung Capitol Hill paling parah sejak tentara Inggris merusak gedung tersebut pada 1814 silam.