JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut akan melakukan comeback politik, dengan menghadiri kegiatan Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) yang akan digelar di Florida, Amerika Serikat pada 28 Februari mendatang.
Sumber anonim mengatakan kepada Reuters, Trump akan tampil dan membrikan pidato dalam hari terakhir konferensi tersebut. Sejumlah agenda dan hal yang menjadi sorotannya akan disampaikan dalam kesempatan tersebut.
"Dia (Trump) akan berbicara tentang masa depan Partai Republik dan gerakan konservatif. Selain itu, ia akan menyampaikan pandangannya terkait kebijakan amnesti dan perbatasan (Presiden) Joe Biden yang disebut kacau," kata sumber tersebut.
Selain Trump, sejumlah petinggi Partai Republik disebut akan hadir dalam CPAC, termasuk mereka yang dianggap sebagai kandidat nominasi presiden dari Partai Republik dalam Pemilu Amerika Serikat 2024 mendatang.
Mereka adalah Menteri Luar Negeri Pemerintahan Donald Trump, Mike Pompeo, serta Gubernur Negara Bagian South Dakota Kristi Noem. Sementara, mantan Wakil Presiden Mike Pence dan mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dikabarkan tidak akan hadir dalam pertemuan ini.
Jika hadir, ini akan menjadi penampilan perdana Trump setelah tak lagi menjabat Presiden AS, serta setelah gagalnya upaya pemakzulan Senat AS terhadapnya, dengan tuduhan menghasut kerusuhan di Capitol Hill, Washington DC pada 6 Januari lalu.
Penampilan perdana ini juga akan menarik perhatian, seiring dengan intrik internal Partai Republik yang terjadi antara Trump dengan Pemimpin Minoritas Senat AS yang juga senior Partai Republik Mitch McConnell.
Perseteruan dua politisi senior Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump dan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, kian memanas seiring dengan berakhirnya sidang pemakzulan yang gagal menghukum Trump.
"Mitch adalah seorang politikus yang suram, cemberut dan tidak tersenyum. Jika Senator Republik akan tetap bersamanya, mereka tidak akan menang lagi," kata Trump dalam sebuah pernyataan hanya tiga hari setelah Mitch McConnell mencela dia setelah persidangan pemakzulan kedua mantan presiden itu, melansir Reuters.
BACA JUGA:
Dalam persidangan pemakzulan tersebut, McConnell memang memilih untuk mendukung membebaskan Trump dari dakwaan, dengan dalih Konstitusi membatasi pemakzulan dan hukum kepada pejabat saat ini, bukan kepada mantan pejabat.
Namun setelah persidangan, McConnell menyatakan bahwa Trump secara moral dan praktis bertanggung jawab terhadap dakwaan penghasutan yang menyebabkan kerusuhan di Capitol Hill.