Bagikan:

JAKARTA - Perseteruan dua politisi senior Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump dan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, kian memanas seiring dengan berakhirnya sidang pemakzulan yang gagal menghukum Trump.

"Mitch adalah seorang politikus yang suram, cemberut dan tidak tersenyum. Jika Senator Republik akan tetap bersamanya, mereka tidak akan menang lagi," kata Trump dalam sebuah pernyataan hanya tiga hari setelah Mitch McConnell mencela dia setelah persidangan pemakzulan kedua mantan presiden itu, melansir Reuters.

Dalam persidangan pemakzulan akhir pekan lalu, McConnell memang memilih untuk mendukung membebaskan Trump dari dakwaan, dengan dalih Konstitusi membatasi pemakzulan dan hukum kepada pejabat saat ini, bukan kepada mantan pejabat.

Namun setelah persidangan, McConnell menyatakan bahwa Trump secara moral dan praktis bertanggung jawab terhadap dakwaan penghasutan yang menyebabkan kerusuhan di Capitol Hill, Washington DC pada 6 Januari lalu. 

Trump dan McConnell disebut sudah 'berpisah jalan' beberapa saat setelah Pemilu Presiden AS pada 3 November, dengan mengakui kemenangan Joe Biden pada pertengahan Desember. Keduanya disebut belum berbicara sejak momen itu.

Keduanya disebut mencoba membawa Partai Republik ke arah yang berlawanan. McConnell kembali ke akar partai yang pro-perdagangan yang berfokus pada anggaran. Sementara Trump yang masih didukung sebagian besar basis pemilih Republik, menganjurkan pendekatan yang lebih populis.

McConnell dan Trump sama-sama sudah menyatakan akan mencoba mengambil peran dalam pemilihan pendahuluan untuk Kongres pada tahun 2022 mendatang. 

"Saya menyambut Partai Republik dari semua lapisan, tetapi yang saya pedulikan adalah elektabilitas," kata McConnell, Senin lalu.

Sehari kemudian, Trump juga angkat bicara. 

“Jika perlu dan sesuai, saya akan mendukung saingan utama yang mendukung Making America Great Again dan kebijakan kami tentang America First,” tutur Trump, Selasa kemarin.