Bagikan:

JAKARTA - Karyawan bank swasta di seluruh Myanmar memenuhi panggilan untuk bergabung, dalam aksi unjuk rasa sekaligus pembangkangan sipil untuk menentang kudeta militer Myanmar yang menggulingkan pemerintahan sipil pada 1 Februari lalu.

Pekan lalu, sejumlah bank swasta nasional sudah ada yang mendukung aksi pembangkangan nasional. Namun, pekan ini jumlah semakin banyak dan membuat banyak cabang bank di Myanmar tutup. Akibatnya cukup terasa pada layanan perbankan dan transaksi keuangan.

Bergabungnya bank-bank swasta, diyakini akan memberikan efek nyata terhadap aksi pembangkangan nasional. Karena, bank memegang kunci perekonomian.

Aktivis demokrasi veteran U Min Ko Naing, seorang pemimpin pemberontakan 1988, mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa ini adalah minggu paling penting bagi gerakan pembangkangan sipil, seiring dengan peran kunci lembaga keuangan yang turut bergabung dalam aksi. 

“Bank secara khusus berada di tempat yang paling penting untuk menyukseskan pembangkangan nasional," katanya melansir The Irrawaddy.

Dewan Administratif Wilayah Yangon dilaporkan berencana untuk memberikan keamanan bagi bank dan membantu mereka mempertahankan operasionalnya. Namun, karena para karyawan bergabung dengan aksi massa, banyak bank yang tutup. 

Seorang karyawan bank swasta KBZ Bank di Yangon mengatakan bank-bank harus tutup karena karyawan mereka turun ke jalan memprotes kudeta.

“Semua cabang bank kami tutup. Meski tutup, uang bisa ditarik melalui ATM,” katanya. 

Selain bank swasta, karyawan Bank Sentral dan Bank Ekonomi Myanmar juga telah bergabung dengan aksi pembangkangan nasional. Ratusan staf dari Bank Sentral Myanmar, termasuk karyawan dari kantor pusat di Naypyitaw ikut begabung dalam aksi ini.