JAKARTA - Lebih dari 100 karyawan Bank Sentral Myanmar, termasuk karyawan dari kantor pusat di Naypyitaw dan cabang-cabang di Yangon dan Mandalay, telah bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil, menolak Junta Militer Myanmar.
Seorang karyawan Bank Sentral Myanmar yang enggan disebutkan namanya menuturkan, ada 80 karyawan di Yangon, 20 di Mandalay dan beberapa di Naypyitaw bergabung dalam unjuk rasa bersama masyarakat.
“Kami tidak ingin bekerja di bawah pemerintahan yang merebut kekuasaan melalui kudeta. Ini adalah ketidakadilan belaka. Saya merasa bersalah bekerja di kantor dengan santai, sementara generasi muda di jalanan, jadi saya ikut gerakan," katanya kepada The Irrawaddy.
Seorang karyawan di Yangon mengatakan, Ia dan rekan-rekannya tidak akan kembali bekerja sampai memiliki pemerintahan yang sesuai dengan hasil pilihan mereka dalam Pemilu.
“Kami akan kembali bekerja ketika kami memiliki pemerintahan yang kami pilih, pemerintahan yang diinginkan rakyat. Kami akan berjuang sampai nafas terakhir melawan pemerintah yang telah merebut kekuasaan secara tidak adil ini,” katanya.
Militer Myanmar sendiri diketahui telah mengganti Gubernur dan Wakil Gubernur Bank Sentral serta sejumlah pejabat Myanmar sejak kudeta. Wakil Gubernur Bank Sentral U Bo Bo Nge yang ditunjuk oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), hingga sekarang masih ditahan, kendati pejabat bank lainnya telah dibebaskan.
Pihak keluarga U Bo Bo Nge yang belum mengetahui keberadaannya, mengkhawatirkan kesehatannya. Bo Bo Nge yang memiliki masalah jantung dan hipertensi, ditangkap militer di rumahnya di Naypyitaw pada 1 Februari pukul 7 pagi.
Sang istri menuturkan, petugas yang menjemput suaminya memakai seragam militer, sambil menyebut alumni School of Oriental and African Studies University of London ini harus berbicara 'sebentar' dengan komandan militer.
BACA JUGA:
“Saya belum menerima sepatah kata pun dari dia atau militer. Bahkan tidak diketahui keberadaannya,” lirih sang istri Daw Hnin Wai Lwin yang juga khawatir saat anak-anaknya menanyakan keberadaan Bo Bo Nge.
Belum jelas alasan penangkapannya. Namun, ia penah menjadi anggota Komite Ekonomi LND, serta ikut dalam Pemberontakan 1988 bersama aktivis pro-demokrasi yang membuatnya di penjara selama beberapa tahun.