Bank Militer Myanmar Stop Operasi, Bank Sentral Batasi Penarikan Rekening dan Transaksi ATM
Antrian di bank milik militer Myanmar. (Twitter/@IrrawaddyNews)

Bagikan:

JAKARTA - Bank Sentral Myanmar (CBM) melakukan pembatasan penarikan tunai dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) maupun penarikan rekening, setelah bank milik militer Myanmar berhenti beroperasi pekan lalu. 

Dalam pernyataannya, CBM menyebut mulai 1 Maret indiviu hanya dapat menarik uang tunai maksimal 500 ribu kyat atau sekitar 354 dolar AS dari ATM per minggu. Sebelumnya, hingga Februari penarikan maksimal adalah 1 juta kyat per hari. 

"Individu dapar menarik maksimal 2 juta kyat per minggu dari rekening bank mereka. Untuk perusahaan dan organisasi, batasnya adalah 20 juta kyat per minggu," sebut pernyataan CBM seperti dilansir The Irrawaddy

Langkah ini diambil setelah bank militer Myanmar berhenti beroperasi pekan lalu, akibat adanya pelarian dana deposito besar-besaran oleh nasabah.

Layanan bank swasta terbatas pada ATM dan perbankan online sejak awal Februari, karena karyawan mereka telah berhenti bekerja untuk bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) melawan kudeta militer.

Meskipun ada tekanan pada bank dari rezim militer Myanmar agar bank kembali beroperasi, para karyawan dengan tegas menolak untuk kembali ke kantor mereka.

Sejak kudeta, kondisi politik Myanmar yang tidak stabil telah menyebabkan desas-desus berputar-putar, termasuk bahwa beberapa bank di ambang bangkrut. Sejak 8 Februari, orang-orang berbaris di depan ATM setiap hari untuk menarik uang tunai sebanyak mungkin. 

Bank swasta mengisi semua ATM di Yangon, ibu kota komersial Myanmar, setiap pagi. Tetapi uang tunai biasanya habis sekitar pukul 10 atau 11 pagi.Minggu lalu, bank swasta membatasi penarikan hingga 1 juta kyat per hari.

"Bank mungkin khawatir bahwa mereka akan menghadapi bank rush segera setelah dibuka kembali," kata seorang pendiri perusahaan IT yang berbasis di Naypyitaw kepada The Irrawaddy.

“Jumlah penarikan perusahaan per minggu cukup bermasalah. Kalau perusahaan besar bisa menimbulkan krisis,” ujarnya.

Saat ini, bank swasta menolak memberikan layanan penggajian, dan banyak perusahaan di seluruh Myanmar sekarang menunda pembayaran gaji kepada karyawan. Beberapa perusahaan berencana membayar staf secara tunai.

Pada Hari Senin, bank sentral meminta bank swasta untuk membuka kembali cabang di kota-kota perbatasan termasuk Muse dan Myawaddy, karena mereka memainkan peran utama dalam perdagangan perbatasan. 

Dikatakan bahwa pedagang menghadapi kesulitan karena penangguhan layanan bank. Pejabat dari bank swasta mengatakan kemampuan mereka untuk membuka kembali akan tergantung apakah staf yang terlibat dalam CDM kembali.