JAKARTA - Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Joe Biden yang akan segera berakhir, harus mengakhiri dukungan militer untuk Ukraina dalam beberapa hari tersisa, sebelum Donald Trump yang memenangi pemilihan presiden pekan lalu, kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyatakan pada program pagi Radio Kossuth.
Presiden Orban mencatat, di Amerika Serikat, perdebatan mengenai kebijakan masa depan terkait konflik di Ukraina masih berlangsung.
"Saya tidak dalam posisi untuk membuat penilaian, tetapi sistem konstitusional mereka tampak agak aneh bagi saya: presiden terpilih pada bulan November, tetapi ia akan menjabat hanya pada tanggal 20 Januari," katanya melansir TASS 15 November.
"Apa yang terjadi antara kedua tanggal ini biasanya tidak terlalu menjadi perhatian siapa pun. Namun, Pemerintahan AS saat ini termasuk dalam partai yang suka berperang, sementara pemenang pemilu [Donald Trump] termasuk dalam partai yang suka damai. Di situlah pertanyaan-pertanyaan tertentu muncul," jelasnya.
Trump yang berpasangan dengan JD Vance dari Partai Republik, berhasil mengungguli pasangan Kamala Harris dan Tim Walz dari Partai Demokrat.
Mengutip NBC News, Trump-Vance diperkirakan memeroleh 312 suara elektoral, sedangkan Harris 226 suara. Untuk memenangi Pilpres AS, calon yang diusung harus meraih minimal 270 suara elektoral dari sekitar 538 suara elektroal yang diperebutkan.
PM Orban yakin, akan adil dan pantas bagi Pemerintahan Presiden Biden yang akan berakhir untuk mengurangi dukungan militer terhadap Ukraina, saat kekuasaan berpindah tangan.
BACA JUGA:
"Mereka seharusnya tidak lagi memicu permusuhan atau menunjukkan komitmen terhadap operasi militer. Sebaliknya, mereka seharusnya memberi presiden baru yang pro-perdamaian kesempatan untuk melaksanakan programnya setenang mungkin," jelas PM Orban.
Sebelumnya, PM Orban telah berulang kali menyatakan harapan penyelesaian damai di Ukraina akan tercapai, seiring dengan kemenangan Trump dalam Pemilihan Presiden AS.