Bagikan:

JAKARTA - Masyarakat Myanmar kembali melakukan penarikan uang besar-besaran di Myawaddy Bank milik militer, sebagai bentuk penolakan terhadap kudeta sekaligus mendukung aksi pembangkangan nasional para Rabu waktu setempat.

Penarikan uang besar-besaran ini menimbulkan antrian yang panjang di depang kantor Myawaddy Bank, kendati jam buka bank kini dibatasi hanya beberapa jam saja di pagi hari. 

Seorang pejabat dari Bank Myawaddy mengatakan kepada The Irrawaddy, bank hanya mengizinkan sekitar 200 pelanggan sehari untuk mengambil uang tunai, dengan penarikan dibatasi hingga 5 juta kyat atau 3.525 dolar AS (per orang. Pelanggan yang ingin mengambil uang tunai harus mulai mengantri untuk mendapatkan token di bank pada pukul 7:30 pagi.

“Kami khawatir karena itu milik militer Myanmar. Kami tidak mempercayai mereka lagi. Itulah mengapa kami memutuskan untuk segera mengambil uang tunai," kata Than Than Myint, 56, dari Latha Township.

“Kami banyak mendengar desas-desus bahwa mereka akan kehabisan uang dan bahkan harus berjuang untuk membayar gaji pegawai negeri,” imbuhnya.

Terpisah, mantan bankir U Phay Win menuturkan, bank-bank milik militer saat ini sedang mengalami penarikan dana besar-besaran, membuat mereka perlu meningkatkan kepemilikan tunai dengan cepat untuk memenuhi permintaan deposan.

Dia mengatakan, penarikan besar-besaran yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kebangkrutan, terutama jika semua cabang mengalami masalah yang sama.

“Mereka telah membatasi jumlah uang tunai yang dapat ditarik pelanggan pada satu waktu. Tetapi jika banyak cabang menghadapi sejumlah besar penarikan pada saat yang sama, akan sulit untuk dikendalikan. Sangat mungkin menghadapi kebangkrutan,” kata U Phay Win.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dia mengatakan militer dapat menghentikan sementara penarikan, atau meminjam uang tunai dari bank lain atau bank sentral.

Sebagian besar cabang Myawaddy Bank di kota-kota besar tetap tutup pada hari Rabu, dengan alasan kekhawatiran COVID-19. Seorang nasabah Bank Myawaddy di Mandalay mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa banyak nasabah menunggu untuk menarik uang segera setelah bank tersebut kembali beroperasi.

Sementara itu, Bank-bank swasta belum mengumumkan kapan mereka akan kembali beroperasi, dan belum ada kabar tentang masalah ini dari Asosiasi Bank Myanmar atau Bank Sentral Myanmar.