Bagikan:

JAKARTA - Partai Republik bermaksud untuk tetap menggunakan nama mantan Presiden Donald Trump dalam penggalangan dana dan materi lainnya, kata seorang pengacara untuk partai tersebut pada Hari Senin 8 Maret. 

Pernyataan ini dikeluarkan, seiring dengan adanya surat dari kubu Donald Trump yang meminta Partai Republik berhenti menggunakan nama dan atribut berbau Trump. 

Melansir Reuters, pengacara Donald Trump pada Hari Jumat lalu mengirim surat keberatan penggunaan nama dan atribut Trump ke Komite Nasional Republik, Kampanye Kongres Nasional Republik dan Kampanye Senat Republik Nasional.

Kondisi ini disebut meningkatkan ketegangan antara kedua kubu, ketika Donal Trump berusaha untuk mempertahankan kelangsungan politiknya pasca pemilihan.

Seorang penasihat Trump mengatakan pada Hari Sabtu lalu, Trump sensitif terhadap penggunaan nama dan kemiripannya untuk tujuan pencitraan merek. 

Selain itu, Trump kesal lantaran ketiga kelompok tersebut mendukung anggota parlemen dari Partai Republik yang bergabung dengan Partai Demokrat dalam sidang pemakzulan kedua terhadapnya, terkait kerusuhan di Capitol Hill, Washington D.C.

Dalam surat tanggapan, Komite Nasional Republik mengatakan, Trump menegaskan kembali kepada Ketua RNC Ronna McDaniel selama akhir pekan, bahwa dia menyetujui penggunaan namanya saat ini oleh partai, tulis Justin Riemer, pengacara top RNC.

Partai tersebut juga berpendapat, pihaknya memiliki hak untuk merujuk ke figur publik, karena terlibat dalam pidato politik inti yang dilindungi Amandemen Pertama.

Surat itu mengindikasikan Trump akan berpartisipasi dalam retret donor partai yang dijadwalkan bulan depan di Palm Beach, Florida, yang merupakan rumah bagi tempat tinggal mewah miliknya, resor Mar-a-Lago.

Perwakilan Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar atas surat itu.

Dalam upaya terpisah dari Partai Republik, Trump menggunakan Save America SuperPAC-nya untuk mengumpulkan uang sebagian untuk membantu kandidat Republik yang dipilih sendiri dalam pemilihan kongres 2022. 

Beberapa dari mereka diharapkan untuk menantang petahana Republik yang dianggap Trump tidak loyal.

Namun, Trump telah berkomitmen untuk membantu Partai Republik mencoba memenangkan kembali kendali Dewan Perwakilan Rakyat AS dan Senat dalam Pemilu 2022, yang akan menjadi referendum awal tentang kepemimpinan Presiden Demokrat Joe Biden.