Lakukan Praktik Religus Saat Sidang Pemakzulan, Pengacara Donald Trump Tarik Perhatian Masyarakat
David Schoen saat meminum air sambil memegang bagian atas kepalanya. (Twitter/@Owillis)

Bagikan:

JAKARTA - Senat Amerika Serikat (AS) menggelar sidang perdana pemakzulan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump, Selasa 9 Februari waktu setempat. Selain voting terkait diteruskannya atau tidak sidang pemakzulan tersebut, ada lain yang menarik perhatian. 

Ini datang dari David Schoen, pengacara yang menjadi bagian dari tim pembela Donald Trump selama sidang pemakzulan. Bukan karena argumennya yang membela Trump lantas patah dalam voting yang dimenangi oleh kubu pendukung pemakzulan.

Namun, tindakan Schoen di sela-sela membacakan pembelaanlah yang menjadi sorotan banyak orang. Yang dimaksud adalah momen saat Schoen beberapa kali terlihat meminum air dari botol, sambil satu tangannya diletakkan di atas kepala.

Banyak yang tidak paham dengan yang dilakukan pengacara Trump tersebut merupakan bagian dari praktik religius Yahudi dalam kehidupan sehari-hari. Ini seperti dijelaskan oleh Bend the Arc: Jewish Action, kelompok Yahudi progresif.

"Ini adalah ritual Yahudi, bukan perilaku aneh untuk diejek," tulis kelompok itu dalam akun Twitter-nya, merujuk pada Schoen yang merupakan seorang Yahudi Ortodoks, melansir huffpost.

Makan dan minum dianggap tindakan suci dalam tradisi Yahudi, karena diyakini ada berbagai berkah yang menyertai saat makan dan minum. Saat berkah atau doa dibacakan, biasanya pria Yahudi Ortodoks menutupi kepala mereka, biasanya dengan yarmulke atau kippah.

Schoen tidak mengenakan yarmulke selama pidatonya, jadi dia tampaknya mengamati tradisi itu dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya saat minum.

Alih-alih mengejek keyakinan Schoen, Bend the Arc mendesak orang-orang untuk meminta pertanggungjawaban pengacara atas kata-katanya saat membela Donald Trump.

"Silakan terus memanggilnya karena mengejek demokrasi kami dan konsep berbicara di depan umum. Komunitas Yahudi kami menolak upayanya untuk membela hasutan kekerasan Trump," tulis kelompok itu lagi.