Bagikan:

JAKARTA - Donald Trump akan resmi diusung Partai Republik pada pada puncak acara Konvensi Nasional yang akan dihelat di Gedung Putih. Kabarnya acara yang separuh akan diadakan secara langsung ini akan dibuat spektakuler. Dalam acara itu pula Partai Republik akan menyampaikan beragam retorikanya.

Minggu ini, Partai Republik dijadwalkan akan menggelar konvensi yang dirancang untuk menyoroti catatan selama pra-pandemi COVID-19 dan menabur keraguan tentang lawannya, Joe Biden. Selain itu mereka juga akan membuat pernyataan yang menunjukkan masa depan ekonomi dan politik Amerika Serikat (AS) bergantung pada terpilihnya kembali Donald Trump menjadi presiden.

Melansir Reuters, Senin 24 Agustus, Partai Republik menyatakan akan menggelar konvensi partai secara spektakuler. Acara tidak sepenuhnya digelar secara virtual. Nantinya ada sebagian acara yang digelar secara langsung yang berisi anggota keluarga Trump. 

Tugas Trump cukup berat untuk konvensi partainya, yaitu meyakinkan pemilih bahwa ia masih layak menjadi presiden dalam keadaan AS yang tengah menghadapi tewasnya 175.000 orang lebih akibat COVID-19 dan ancaman resesi ekonomi. Konvensi yang digelar pada empat hari itu akan fokus pada hal-hal penting dari masa jabatan pertama Trump.

Selain itu Trump juga akan menyampaikan janji untuk berbuat lebih banyak di masa jabatan kedua. Hal tersebut disampaikan langsung oleh pihak Gedung Putih dan pejabat partai, yang tidak memberikan rincian tentang rencana kebijakan apa yang akan dibuat.

Partai Republik juga mengatakan bahwa konvensi mereka lebih menawarkan pesan-pesan harapan. Mereka akan fokus kepada isu hukum dan ketertiban, hak kepemilikan senjata, pemotongan pajak, dan pria dan wanita di AS yang "terlupakan."

"Kami pasti ingin memperbaiki suasana hati yang masam mulai minggu ini di DNC," kata penasihat Gedung Putih dan mantan manajer kampanye Trump Kellyanne Conway. “Kami perlu mendengar lebih banyak optimisme dan harapan," tambahnya. 

Tetapi dengan pandemi COVID-19 yang belum terkendali, kabar baik telah berkurang untuk Trump dan partainya. Penampilannya sebagai presiden dikritik tajam oleh Joe Biden dan mantan Presiden Barack Obama di konvensi Partai Demokrat pada minggu lalu. 

Trump terus mendapat rapor merah dari publik terkait penanganan pandemi. Kampanye Biden mengatakan Trump dan sekutunya akan berusaha mengubah topik pembicaraan.

"Apa yang (pemilih) akan dengar dari Donald Trump minggu ini adalah hal terakhir yang dibutuhkan negara kita: kebohongan yang menuju putus asa, bermata liar dan perpecahan yang sia-sia dalam upaya yang juga sia-sia untuk mengalihkan perhatian dari salah urusnya," kata juru bicara Biden, Andrew Bates.

“Apa yang tidak akan mereka dengar adalah apa yang sangat dibutuhkan keluarga di Amerika dan terpaksa ditinggalkan selama lebih dari tujuh bulan berturut-turut: strategi koheren apa pun untuk mengalahkan pandemi,” tambah Bates.

"Pesta" di Gedung Putih 

Trump, yang merupakan mantan bintang reality show di televisi, berencana untuk mengadakan beberapa acara langsung dengan penonton selama konvensi Partai Republik. Berbeda dengan Partai Demokrat, yang menunjukkan segmen yang direkam sebelumnya atau menyampaikan pidato di tempat yang sebagian besar kosong untuk menghindari penyebaran COVID-19. 

Trump akan melakukan perjalanan ke North Carolina, tempat konvensi yang semula dijadwalkan, di mana beberapa kegiatan masih dijadwalkan untuk berlangsung. Pidato malamnya merupakan pelepasan dari tradisi kedua belah pihak, di mana calon lain tidak menonjolkan diri menjelang pidato penerimaan pada malam terakhir konvensi.

Pada Selasa 25 Agustus, istri Trump, Melania, akan memberikan pidato dari Gedung Putih. Sementara Wakil Presiden Mike Pence akan menyampaikan pidatonya pada Rabu 26 Agustus dari situs bersejarah Benteng McHenry Baltimore.

Trump akan resmi menerina pencalonan dirinya sebagai calon presiden mewakili Partai Republik pada Kamis 27 Agustus malam di Gedung Putih. Diperkirakan akan ada kerumunan besar yang hadir. Lokasi acara tersebut yang dikritik oleh Partai Demokrat sebagai penggunaan properti publik secara partisan.