JAKARTA - Otoritas Prancis mulai Senin kemarin memberlakukan ketentuan tiket bebas COVID-19, bagi warga yang ingin mengakses tempat umum seperti restoran dan kafe, kendati masih banyak yang mengabaikannya.
Mengutip Reuters, bukti vaksinasi atau tes COVID-19 negatif yang terdapat dalam kartu kesehatan, menjadi tiket bebas COVID-19 disimpan dalam bentuk digital dengan akses QR code dipegang oleh pemilik data.
QR code itu harus ditunjukkan untuk makan di restoran, minum di bar, mengakses perawatan non-darurat di rumah sakit atau bepergian dengan kereta api antarkota, bagian dari upaya pemerintah untuk menahan gelombang keempat infeksi.
Bulan lalu, Presiden Emanuel Macron mengeluarkan perintah yang mewajibkan seluruh rakyatnya untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Di satu sisi, ini direspon positif dengan lonjakan permintaan vaksinasi, dari warga yang takut tidak bisa mengakses fasilitas publik. Di sisi lain, kebijakan ini menimbulkan protes.
"Sederhana saja, kami telah mengunduh aplikasi, jadi kami memindai kode QR klien, dan jika valid, mereka dapat masuk. Dan jika tidak valid, kami tidak dapat melayani mereka," terang Romain Dicrescenzo, manajer Kafe Vrai Paris di distrik Montmartre.
Romain menambahkan, dia telah mengusir lusinan orang, beberapa di antaranya lupa izin serta mereka yang belum divaksinasi COVID-19, untuk memasuki kafe yang dikelolanya.
Pemilik kafe dan bar yang kedapatan melanggar aturan menghadapi peringatan diikuti dengan perintah penutupan 7 hari pada pelanggaran kedua. Dua pelanggaran lebih lanjut dapat menyebabkan hukuman penjara satu tahun.
Sayangnya, kebijakan ini belum sepenuhnya didukung para pemilik restoran dan kafe, di mana lima dari sepuluh pemilik menolak untuk menjalankan ketentuan pemeriksaan kesehatan.
Menanggapi hal ini, Kementerian Dalam Negeri menyebut pihak kepolisian akan menempuh langkah persuasif di awal untuk mengatasi permasalahan ini. Sementara, para penentang izin mengatakan itu melanggar kebebasan mereka dan mendiskriminasi mereka yang tidak menginginkan vaksin COVID.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, sembilan dari setiap 10 pasien COVID yang dirawat di ruang intensif pada akhir Juli belum divaksinasi. Sementara, mayoritas orang Prancis mendukung izin kesehatan, menurut survei.
Pemeriksaan izin kesehatan juga dilakukan di stasiun Gare de Lyon Paris. Pemeriksaan kereta api akan dilakukan secara acak dan dilakukan pada satu dari setiap empat kereta jarak jauh pada Senin, kata Menteri Perhubungan Prancis.
Bulan lalu, otoritas Prancis memperketat syarat untuk mengakses fasilitas publik, seiring dengan gelombang keempat COVID-19 negara tersebut, yang didominasi oleh varian Delta.
Dalam wawancara dengan televisi TF1, Perdana Menteri Prancis Jean Castex Hari Rabu menyebut, langkah-langkah besar yang diambil untuk mengatasi infeksi gelombang keempat di negara itu telah diselesaikan oleh rapat kabinet pemerintah.
"Kami berada di gelombang keempat. Varian Delta paling banyak, lebih menular," tutur PM Castex.
Dalam pengumumannya pada 19 Juli lalu, Pemerintah Prancis menyesuaikan sejumlah kebijakan terkait dengan gelombang keempat COVID-19. Di antaranya kewajiban untuk menunjukkan dokumen kesehatan seperti sertifikat vaksin dan hasil negatif tes COVID-19 dalam waktu dekat di berbagai tempat umum, hingga mewajibkan vaksinasi bagi petugas kesehatan.
BACA JUGA:
Pengelola fasilitas umum yang tidak memerhatikan masalah sertifikat vaksin atau hasil negatif tes COVID-19 konsumennya, akan dikenakan denda mulai dari 1.500 euro. Nilainya akan bertambah secara progresif untuk pelanggaran berulang.
Dokumen kesehatan diwajibkan di tempat-tempat umum seperti bioskop, bar, restoran, termasuk untuk rumah sakit, serta perjalanan dengan kereta api dan pesawat terbang jarak jauh.
Pengunjung yang menuju museum, bioskop, atau kolam renang di Prancis akan ditolak masuk mulai hari ini, jika mereka tidak dapat menunjukkan dokumen yang membuktikan bahwa mereka telah menerima vaksinasi COVID-19 atau memiliki tes negatif baru-baru ini.
Kartu kesehatan, yang sebelumnya hanya diperlukan untuk festival skala besar atau untuk pergi clubbing, juga akan diperlukan mulai awal Agustus untuk memasuki restoran dan bar dan untuk perjalanan kereta api dan pesawat jarak jauh, karena pihak berwenang berusaha memperlambat penyebaran virus corona. Aturan baru itu mengejutkan warga Prancis.