Gelombang Keempat COVID-19 di Prancis: Varian Delta Mendominasi, Sertifikat Vaksin Jadi Syarat Fasilitas Umum
Ilustrasi pusat vaksinasi di Prancis. (Wikimedia Commons/Claude Truong-Ngoc)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Prancis memperketat syarat untuk mengakses fasilitas publik, seiring dengan gelombang keempat COVID-19 negara tersebut, yang didominasi oleh varian Delta.

Dalam wawancara dengan televisi TF1, Perdana Menteri Prancis Jean Castex Hari Rabu menyebut, langkah-langkah besar yang diambil untuk mengatasi infeksi gelombang keempat di negara itu telah diselesaikan oleh rapat kabinet pemerintah.

"Kami berada di gelombang keempat. Varian Delta paling banyak, lebih menular," tutur Castex seperti mengutip Reuters Rabu 21 Juli.

Dalam pengumumannya pada Hari Senin lalu, Pemerintah Prancis menyesuaikan sejumlah kebijakan terkait dengan gelombang keempat COVID-19. Di antaranya kewajiban untuk menunjukkan dokumen kesehatan seperti sertifikat vaksin dan hasil tes negatif COVID-19 dalam waktu dekat di berbagai tempat umum, hingga mewajibkan vaksinasi bagi petugas kesehatan.

Pengelola fasilitas umum yang tidak memerhatikan masalah sertifikat vaksin atau hasil negatif tes COVID-19 konsumennya, akan dikenakan denda mulai dari 1.500 euro. Nilainya akan bertambah secara progresif untuk pelanggaran berulang.

Dokumen kesehatan diwajibkan di tempat-tempat umum seperti bioskop, bar, restoran, termasuk untuk rumah sakit, serta perjalanan dengan kereta api dan pesawat terbang jarak jauh.

Pengunjung yang menuju museum, bioskop, atau kolam renang di Prancis akan ditolak masuk mulai hari ini, jika mereka tidak dapat menunjukkan dokumen yang membuktikan bahwa mereka telah menerima vaksinasi COVID-19 atau memiliki tes negatif baru-baru ini.

Kartu kesehatan, yang sebelumnya hanya diperlukan untuk festival skala besar atau untuk pergi clubbing, juga akan diperlukan mulai awal Agustus untuk memasuki restoran dan bar dan untuk perjalanan kereta api dan pesawat jarak jauh, karena pihak berwenang berusaha memperlambat penyebaran virus corona. Aturan baru itu mengejutkan warga Prancis.

"Saya benar-benar marah. Saya tidak tahu. Tapi kemudian saya tenang dan mengerti ada alasan kesehatan," kata Nelly Breton (51), setelah ditolak dari museum Louvre di Paris, Prancis seraya menambahkan bahwa dia sekarang akan mencari apotek untuk mendapatkan tes cepat COVID-19.

Kendati akhir pekan lalu ditentang dalam aksi unjuk rasa oleh lebih dari 100 ribu orang, kebijakan ini tetap diberlakukan Pemerintah Prancis. Namun, di bawah aturan baru pemegang dokumen dapat melepas masker mereka begitu di dalam ruangan.

Untuk diketahui, melansir Worldometers Negeri Mode total mencatat 5.890.062 kasus infeksi, dengan 111.525 kematian dan sebanyak 5.663.776 pasien dinyatakan sembuh sejak pandemi tahun lalu.