Rumah Sakit Prancis Kekurangan Staf: Pasien Varian Omicron Melonjak, Varian Delta Menurun
Ilustrasi COVID-19 di Prancis. (Wikimedia Commons/Jacques Paquier)

Bagikan:

JAKARTA - Dokter bangsal darurat Abigael Debit semakin menghabiskan waktunya untuk mencari tempat tidur untuk pasien COVID-19, baik di klinik publik-swasta miliknya di luar Paris atau di rumah sakit terdekat, karena varian Omicron yang menular menyebar ke seluruh Prancis.

Data ilmiah menunjukkan, risiko penyakit parah yang lebih rendah dari varian Omicron dibandingkan dengan varian Delta, tetapi banyaknya infeksi berarti sistem perawatan kesehatan Prancis sekali lagi berada di bawah tekanan, seperti di tempat lain di Eropa.

Tenaga medis kelelahan dan ada kekurangan staf, akibat pengunduran diri dan peningkatan dokter dan perawat yang tertular virus dan cuti sakit. Sementara bangsal pengisian cepat mendorong transfer pasien dan penundaan prosedur non-darurat.

"Kami memiliki lebih sedikit tempat tidur di bangsal perawatan intensif kami, dan lebih sedikit tempat tidur di bangsal COVID kami dibandingkan dengan gelombang pertama," kata Debit di sela-sela pemeriksaan pasien di rumah sakit Saint Camille tempat dia bekerja, mengutip Reuters 13 Januari.

Unitnya menerima pasien darurat yang membutuhkan perawatan rawat inap. Pasien COVID-19 menempati 10 dari 13 tempat tidur yang dikelolanya. Bangsal COVID-19 tempat tidur rumah sakitnya penuh. Ironisnya, sekitar 80 persen pasien di sana tidak divaksinasi.

Untuk diketahui, Prancis melaporkan rekor 368.149 kasus pada Selasa. Jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan rawat inap hampir mencapai angka tertinggi dalam 8 bulan, tetapi eksodus staf membuat lebih sulit untuk memberikan perawatan.

"Ada staf yang cuti sakit. Dan ada yang mengundurkan diri selama berbagai gelombang COVID, jadi ada kelelahan yang nyata," papar Debit.

Rumah sakitnya harus mengurangi jumlah tempat tidur ICU yang dioperasikannya menjadi tujuh dari 13 saat epidemi pertama kali meletus.

Sementara, ratusan petugas medis memprotes di Paris pada Hari Selasa atas gaji dan kondisi kerja. Serikat pekerja berpendapat, epidemi itu hanya mempercepat apa yang mereka katakan sebagai penurunan selama bertahun-tahun dalam kondisi kerja di rumah sakit Prancis.

"COVID adalah kambing hitam yang nyaman, tetapi itu bukan alasan mengapa staf kelelahan. Staf telah kelelahan selama bertahun-tahun," terang asisten medis Isabelle Pugliese di rapat umum.

Terpisah, Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah lonjakan Omicron telah mencapai puncaknya di Prancis.

"Kami masih perlu sedikit waktu untuk mengetahui apakah kami mendekati puncak COVID saat ini atau tidak," terang Menteri Veran kepada radio info Prancis, seraya menambahkan bahwa varian Delta yang lebih berbahaya sedang menurun di Prancis.

Untuk diketahui, fokus Presiden Emmanuel Macron adalah mendapatkan vaksin dan memperketat pembatasan kebebasan orang yang tidak divaksinasi.