Bagikan:

JAKARTA - Sebagian besar wilayah Provinsi Henan terendam pada Rabu 21 waktu setempat, setelah hujan yang disebut pengamat sebagai terderas dalam seribu tahun terakhir melanda provinsi tersebut.

Dengan perkiraan hujan lebih banyak di Henan selama tiga hari ke depan, Pemerintah Zhengzhou, sebuah kota berpenduduk lebih dari 12 juta di tepi Sungai Kuning, mengatakan 12 orang dilaporkan tewas di jalur kereta bawah tanah yang terendam banjir, sementara lebih dari 500 dievakuasi ke tempat yang aman.

Video di media sosial pada Hari Selasa menunjukkan stasiun bawah tanah berubah menjadi kolam besar yang bergolak, sementara penumpang terendam air di kereta, dalam kegelapan tanpa aliran listrik.

"Airnya sampai ke dada saya," tulis seorang penyintas di media sosial. "Saya benar-benar takut, tetapi yang paling menakutkan bukanlah airnya, tetapi pasokan udara yang berkurang di kereta," lanjutnya mengutip Reuters Rabu 21 Juli.

Karena hujan, pihak berwenang menghentikan layanan bus umum, karena kendaraan ditenagai oleh listrik, kata seorang warga Zhengzhou bermarga Guo, yang bermalam di kantornya.

"Itulah mengapa banyak orang naik kereta bawah tanah, dan tragedi itu terjadi," kata Guo kepada Reuters.

Dari Sabtu malam hingga Selasa malam, curah hujan yang turun di Zhengzou mencapai 617,1 milimeter (mm). Itu hampir setara dengan rata-rata curah hujan tahunan provinsi yang terletak di barat daya Beijing ini, sekitar 640,8 mm.

Jumlah curah hujan di Zhengzhou yang disaksikan selama tiga hari hanya terlihat 'sekali dalam seribu tahun', media lokal mengutip para ahli meteorologi.

ilustrasi banjir china
Ilustrasi banjir di China. (Wikimedia Commons/Chase Chesser)

Peningkatan curah hujan di Provinsi Henan, menyebabkan naiknya volume air di sejumlah sungai yang terhubung dengan Sungai Kuning.

Kehidupan jutaan orang di Henan, sebuah provinsi dengan populasi sekitar 100 juta jiwa, telah berubah akibat musim hujan yang luar biasa aktif yang telah menyebabkan naiknya sejumlah sungai di lembah Sungai Kuning yang luas.

Ini menyebabkan layanan kereta api ditangguhkan, jalan raya di belasan kota ditutup akibat terendam banjir, hingga penerbangan ditunda atau terpaksa dibatalkan.

"Upaya pencegahan banjir menjadi sangat sulit," kata Presiden Xi Jinping pada hari Rabu, menanggapi situasi tersebut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah.

Kondisi ini juga menyebabkan lusinan waduk dan bendungan dalam status waspada.

Pihak berwenang setempat mengatakan, curah hujan telah menyebabkan Bendungan Yihetan di Kota Luoyang jebol sepanjang 20 meter, terancam runtuh kapan saja.

Sementara di Zhengzhou, kantor pusat pengendalian banjir setempat mengatakan waduk Guojiazui di kota itu telah dibobol tetapi belum ada bendungan yang jebol.

Kondisi ini juga menyebabkan sistem transportasi Zhengzhou lumpuh, dengan sekolah dan rumah sakit terputus oleh genangan air. Beberapa anak telah terjebak di taman kanak-kanak mereka sejak Selasa. Warga yang terjebak banjir telah berlindung di perpustakaan, bioskop, dan bahkan museum.

"Kami memiliki hingga 200 orang dari segala usia yang mencari perlindungan sementara," kata seorang staf bermarga Wang di Museum Sains dan Teknologi Zhengzhou.

"Kami juga telah memberi mereka mi instan dan air panas. Mereka bermalam di ruang pertemuan yang besar," tandasnya.